Senin, 02 Agustus 2010

Dampak Maksiat

Sayyidina 'Ali berkata, "Dampak maksiat adl lemah dlm beribadah,
kesulitan hidup, berkurangnya nikmat" Ketika beliau ditanya, "Seperti
apa berkurangnya nikmat?" Beliau jawab, "Tdk akan mendapatkan dorongan
pd perkara yg halal, kec membuatnya gelisah" (As-Suyuthi, Tarikh
al-Khulafa', h144)

Senin, 28 Juni 2010

SMS '' KITA DAN ROSULULULLAH''

Sedikit Renungan: Ternyata sifat Kita dengan sifat Rasulullah SAW itu
beda "SEDIKIT".
1 ) Rasulullah Sedikit tidur, kita Sedikit-sedikit tidur
2 ) Rasulullah Sedikit makan, kita Sedikit-sedikit makan
3 ) Rasulullah Sedikit marah, kita Sedikit-sedikit marah
4 ) Rasulullah Sedikit bergurau, Kita Sedikit-sedikit bergurau
5 ) Rasulullah Sedikit-sedikit beramal, Kita beramalnya Sedikit
6 ) Rasulullah Sedikit-sedikit berkorban untuk Islam, kita Sedikit pengorbanan.
7 ) Rasulullah Sedikit-sedikit menolong, kita Sedikit menolong
8 ) Rasulullah Sedikit-sedikit Ikhlas, Kita udah amalnya sedikit
ikhlasnya sedikit juga...
itulah diri kita pren.

Betul gak sahabatku.

SMS TEMAN SEJATI

Sahabat adalah...

Dorongan ketika engkau hampir berhenti.

Petunjuk jalan ketika engkau tersesat.

Membiasakan senyuman sabar ketika engkau berduka...
Memapahmu saat engkau hampir tergelincir... Mengalungkan butir-butir
mutiara doa di dadamu.

semoga kita jadi sahabat terbaik yang selalu mengingatkan pada kebaikan. Aamiin

SMS DOA 2

Allohummarzuqhum ikhwani fillah rizqon waasi'an halalan toyyiban min
haitsu la yahtasib, Allohumma sabbit qulubuhum 'ala diinika wa
tha'atika, wa 'ala da'watika, Allohumma yasir umurum kulla asir, Ya
Alloh berikanlah saudaraku ini kebahagiaan di dunia dan akhirat,
perkokoh imannya, teguhkan semangat dakwahnya, sehatkan tubuhnya,
bahagiakan keluarganya, undanglah ia ke rumahMu untuk menunai ibadah
haji serta lindungi dalam perjalannya, kabulkan segala do'anya dan
pererat persaudaraan saya dengan nya. Amin.

SMS DAKWAH

" Jika jiwa seseorang sangat menginginkn apa2 yg disenanginya, padahal
ia mampu untuk memenuhinya, lebih-lebih ketika ia berada di suatu
tempat yg tidak dilihat seoragpun kecuali Allah SWT, namun ia
tinggalkan itu semua karena Allah,maka yang demikian itu merupakan
bukti dari keimanannya yang benar kepada Allah SWT.

SMS MUHASABAH

Ayyuhas Syabab, saat ini ahad 1 Rajab 1431 H. Rasul SAW stiap kali
memasuki bulan Rajab:
(1) memperbanyak shaum/puasa sunnat;
(2) senantiasa memanjatkan do'a, sebagaimana HR. Imam ath-Thabrani dlm
kitab Mu'jamul Ausath, "Allahumma baarik lanaa fi Rajab wa Sya'ban, wa
baalighnaa ramadhan" -Ya Allah, berilah keberkahan pada kami dalam
bulan Rajab & Sya'ban, & sampaikan kami pada bulan Ramadhan, AMIN
(3) Imam Yahya bin Abi Katsir berkata: diantara do'a yang dipanjatkan
salafus sholih memasuki Rajab untuk songsong Ramadhan, "Allahumma
sallimni ila ramadhan, wasallim lii ramadhan, watasallamhu minnii
muqtabila" -Ya Allah, selamatkanlah aku hingga dapat merasakan
ramadhan, & selamatkanlah aku untuk ramadhan, & terimalah amal
ibadahku setelah berlalunya ramadhan, AMIN

SMS RENUNGAN 2

" Jika jiwa seseorang sangat menginginkan apa-apa yang disenanginya,
padahal ia mampu untuk memenuhinya, lebih-lebih ketika ia berada di
suatu tempat yang tidak dilihat seorangpun kecuali Allah SWT, namun ia
tinggalkan itu semua karena Allah, maka yang demikian itu merupakan
bukti dari keimanannya yang benar kepada Allah SWT.

SMS NASEHAT

Assalamu'alaikum. Sahabat, ada amal yang akan menjadikan setiap
kejadian menjadi indah. Amal yang akan mengundang nikmat bahkan
menambahnya menjadi lautan cinta. Amal itu: SYUKUR. "Sesungguhny jikj
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika
kamu mngingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
(QS Ibrahim: 7)

SMS RENUNGAN

"seorang manusia tidak akan berpikir untuk melakukan perubahan kecuali
jika dia memahami bahwa dalam kehidupannya terdapat realita yang rusak
atau buruk,atau tidak berjalan sebagaimana mestinya.tujuan kita adalah
untuk merubah realita yang rusak menjadi benar, mengangkat diri kita
dari titik yang paling rendah menuju kemulian,semua itu tidak akan
menjadi kenyataan tanpa adanya perubahan untuk meraih kebangkitan dan
kita yakin kebangkitan akan terjadi hanya dengan islam dan gerak
dakwah kita...

SMS PANGGILAN DAKWAH

Saudaraku yang dimuliakan Allah, kedepan, perjuangan ini tidaklah akan
bertambah ringan, namun ia akan semakin berat & mendaki. Namun
degannya akan makin memuliakn kita di hadapanNya, makin meninggikn
derajat kita di hadapan makhluk-makhlukNya. Dgnnya pula makin dekatlah
kita dengan tujuan perjuangan ini, Kehidupan Islam dengan tegaknya
Khilafah Rasyidah yang kita rindukan, RidhaNya yang kita harapkan &
SurgaNya yang kita impikan, karena itu saudaraku mari kuatkan azzam &
tawakkal kita, pertebal ghirah & semangat kita, mantapkan taqarrub &
munajat kita, tajamkan tsaqafah & fikrah kita, hebatkan dakwah &
rekrutmen kita, gencarkn opini & seruan kita, tingkatkan perjuangan &
pengorbnan kita, kencangkan ikatkan ruhiyah, ukhuwah, mahabbah &
jamaah kita, serta besarkan harapan & keyakinan kta akan Nashrullah &
jadikn semua itu sebagai persembahan terbaik kita semata karena
Allah... Bersediakah Saudaraku?

Minggu, 27 Juni 2010

SMS DOA

"YA ALLAH.! SEBAGAIMANA ENGKAU PERNAH MENGHANTAR BURUNG-BURUNG ABABIL
MENGHANCURKAN TENTARA BERGAJAH ABRAHAH, MAKA KAMI MEMOHON KEPADA-MU YA
ALLAH.. TURUNKANLAH BANTUANMU KALI INI KEPADA RAKYAT PALESTINA YG
TERTINDAS, HANCURKANLAH REZIM ZIONIS SEDAHSYAT2NYA.. AMIN..

Wahai sahabatku

Lipat gndakan doa ini, bantulah mereka dengan doa. Pulsa anda tidak
sebanding derita mereka,
ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR ALLAHUAKBAR

SMS DARI SAHABAT

Semalam telah datang ke rumahku 8 SAHABAT Terbaikku:
1) Iman
2) Sehat
3) Mulia
4) Bahagia
5) Sabar
6) Rizqi
7) Kasih &
8 ) Sayang".

Mereka juga sangat ingin mengenal serta tinggal bersama orang
terdekatku, maka aku tunjukan rumahmu. Semoga saat ini mereka sudah
tiba dìsana bersamamu.Amin, ya Mujibassailiin...

Jumat, 25 Juni 2010

MAMPUKAH SEORANG MUSLIM, SEPERTI BUAH KELAPA

Seorang muslim yang tangguh harus siap menerima ujian seperti BUAH
KELAPA pertama buah harus siap dijatuhkan dari tempat yang
tinggi,setelah jatuh harus siap dicabuti serabutnya setelah kelihatan
batoknya harus siap di pukul hingga mengelupas batoknya,setelah itu
buah kelapa harus siap disisit hingga sampai bersih buahnya,tidak
sampai disitu selanjutnya harus siap di parut,terakhir masih harus di
peras untuk mengeluarkan santanya dan bermanfaat bagi yang
lain..Siapkah kita berproses seperti buah kelapa???Itulah seharusnya
sikap seorang mujahid semoga ALLAH SWT menguatkan kaki kita dan
meneguhkan hati kita untuk istiqomah d jalan ALLAH SWT,meskipun badai
dunia menghantam kita,amin
mari kembali kpd ALLAH SWT secara kaffah,allahu akbar hidup mulia atau
mati sebagai syuhada.

YA ROBBI 'IZZATI KUATKAN RAGA KAMI INI UNTUK MENEGAKKAN AGAMAMU. AMIN
YA ROBBAL 'ALAMIN


--
.Bisnis online komisi 100% milik anda, tanpa campurtangan admin.
http://www.areakaya.co.cc
http://www.infodahsat.co.cc

kontes laptop di sini
http://konteslaptop.co.cc

mau bisnis investasi murah, nih di sini aja.
http://www.investbonus.co.cc
http://www.investkecil.co.cc

Mau berbisnis internet, belum punya modal.
ikutan aja afiliasi gratis di.
http://www.afiliasi-gratis.co.cc

Ngiklan disini di bayar Rp 100 per iklan, di
http://www.iklanbaris-laris.co.cc

Paket 3 jurus jitu dalam bisnis online, di.
http://www.formulaonlines.co.cc

info lanjut, tlp/sms ke
085781397780
yulianto

Kamis, 06 Mei 2010

Mengingatkan Kembali ; Antara Akidah dan Khilafah

Harus diakui, bahwa sebagai pondasi, akidah menduduki posisi yang sangat penting dan strategis bagi kehidupan seseorang. Bagi umat Islam, akidah Islam merupakan landasan kehidupan; baik kehidupan individu, masyarakat maupun negara. Akidah Islam juga merupakan sumber kebangkitan umat Islam serta penentu maju dan mundurnya umat ini. Ini terlihat dengan jelas pada kebangkitan bangsa Arab. Bangsa yang sebelumnya tidak mempunyai sejarah, dan tidak pernah diperhitungkan oleh dunia, tiba-tiba muncul ke pentas sejarah sebagai adidaya di dunia, yang disegani oleh kawan dan lawan. Semua ini terjadi setelah bangsa ini memeluk Islam sebagai akidah dan syariat mereka. Demikian sebaliknya dengan saat ini, setelah akidah Islam itu tidak lagi dijadikan landasan kehidupan, baik kehidupan individu, masyarakat maupun negara, serta tidak lagi sebagai sumber kebangkitan mereka, maka bangsa ini akhirnya kembali hina dan dinistakan oleh musuh-musuh mereka, kaum kafir imperialis.

Allah SWT. berfirman:



]أَفَمَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى تَقْوَى مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٍ خَيْرٌ أَمْ مَنْ أَسَّسَ بُنْيَانَهُ عَلَى شَفَا جُرُفٍ هَارٍ فَانْهَارَ بِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ[

Apakah orang-orang yang mendirikan bangunan (masjid)-nya di atas dasar ketakwaan kepada Allah dan keridhaan-Nya itu yang baik ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka Jahannam? (QS at-Taubah [9]: 109).



Konteks ayat ini memang berkaitan dengan bangunan masjid, tetapi bangunan masjid di sini ada yang merupakan produk ketakwaan kepada Allah dan keridhaan-Nya, dan ada yang tidak. Allah menyatakan, bahwa produk yang dihasilkan dengan landasan takwa dan keridhaan-Nya adalah produk yang kokoh, demikian sebaliknya. Ini artinya, jika bangunan fisik saja dilandasi oleh akidah—yang dinyatakan sebagai faktor ketakwaan dan keridhaan-Nya—akan menjadi bangunan yang kokoh, lalu bagaimana dengan bangunan non-fisik yang jauh lebih kompleks ketimbang bangunan fisik? Karena itu, ayat ini juga membuktikan, bahwa akidah Islam ini merupakan pondasi kehidupan, baik kehidupan individu, masyarakat maupun negara, sekaligus merupakan sumber kebangkitan, yang akan menentukan kualitas umat ini.

Persoalannya, akidah seperti apa yang akan mampu mengembalikan kehidupan dan kebangkitan umat ini?

Umat Islam adalah kumpulan manusia yang diikat oleh satu akidah, yakni akidah Islam. Akidah inilah yang telah berhasil menyatukan suku Aus dan Khazraj, yang sebelumnya dilanda perang saudara yang tak kunjung henti. (Lihat: QS Ali Imran [3]: 103).

Akan tetapi, sejarah juga membuktikan bahwa perkembangan mazhab akidah Islam justru menyebabkan Khilafah Abbasiyah berdarah-darah. Pemicunya adalah perbedaan mazhab; Muktazilah versus Ahlussunnah, atau Syiah versus Sunni.[1] Karena itu, akidah Islam yang mana? Dengan tegas bisa dikatakan, bahwa akidah Islam yang bisa menyatukan dan membangkitkan kembali umat ini adalah akidah al-Quran, bukan akidah mazhab, meskipun akidah mazhab ini—sepanjang dibangun berdasarkan dalil syar‘i—masih menjadi bagian dari akidah Islam. Akidah al-Quran ini juga bukan akidah kalam, atau kefilsafatan,[2] tetapi akidah yang unik, dengan metodenya yang khas.[3]

Saat ini, umat Islam masih berakidah Islam, sekalipun akidahnya merupakan akidah mazhab, kalam, dan kefilsafatan. Sebab, setiap Muslim—yang menjadi bagian dari umat ini—siang dan malam masih menyatakan: Lâ Ilâha illâ Allâh Muhammad Rasûlullâh. Namun demikian, akidah umat Islam saat ini telah kehilangan tiga hal:

1. Kehilangan ikatan dengan pemikiran, kehidupan, dan sistem hukum yang mengatur kehidupannya.

2. Kehilangan konsepsi tentang apa yang akan datang setelah kehidupan (Hari Kiamat dan Hisab).

3. Kehilangan tali ikatan antarsesama Muslim sebagai sebuah komunitas, atau ukhuwah Islamiyah.[4]



Akibatnya, akidah Islam umat ini seperti mayat, karena telah dipisahkan dari pemikirannya. Akidah umat ini juga tidak lagi mampu menggentarkan mereka akan azab Allah di akhirat serta kerinduan untuk mendapatkan surga-Nya. Terakhir, umat ini telah terbelah dan bercerai-berai menjadi bangsa dan negara, lebih dari 50 entitas politik yang tak berdaya, akibat dari hilangnya tali ikatan, yang mengikat antarsesama Muslim.



Khilafah Menjaga Kemurnian Akidah Islam

Akidah Islam adalah akidah amal; akidah yang mendorong setiap pemeluknya untuk beramal salih. Karena itu, ayat al-Quran selalu menghubungan antara keimanan dengan amal salih, tidak kurang dari 50 ayat. Istilah îmân di dalam ayat-ayat tersebut, menurut Imam Akbar Mahmud Syaltut, adalah akidah, sedangkan amal shâlih adalah syariat (hukum). Dengan kata lain, akidah adalah persoalan hati, sedangkan syariat adalah persoalan fisik; keduanya tidak dapat dipisahkan. Akidah tanpa amal tidak pernah tampak; ibarat bangunan, ada pondasi, tetapi pondasi tersebut tertimbun tanah sehingga tidak tampak. Baru tampak, jika di atas pondasi tersebut ada bangunan. Bangunan di atas pondasi itu adalah syariatnya. Demikian sebaliknya, syariat tanpa pondasi, atau akidah, akan menyebabkan bangunan tersebut rapuh, dan akhirnya dengan mudah akan runtuh.

Karena itu, Allah pun harus menguji setiap orang Mukmin dengan amalnya sehingga layak menyandang predikat Mukmin yang sejati:

]أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُونَ[

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji lagi? (QS al-Ankabut [29]: 2).



Dengan konsepsi tersebut, akidah Islam telah berhasil menjadikan pemeluknya jauh lebih kuat dan tegar dalam mengarungi kehidupan sehingga mampu melahirkan para pejuang penakluk dunia, menyebarkan hidayah hampir di 2/3 belahan dunia, setelah mereka mewarisi negara adidaya yang ditinggalkan oleh Rasul, yaitu Khilafah 'alâ Minhâj an-Nubuwwah. Kini, setelah Khilafah yang diwariskan oleh Rasul itu dihancurkan oleh konspirasi kaum Yahudi Dunamah, Inggris dan Prancis, maka umat Islam tidak lagi mewarisi kemuliaan seperti generasi terdahulu.

Karena itu, kewajiban menegakkan Khilafah yang merupakan perkara ma‘lûm[un] min ad-dîn bi ad-dharûrah—dalam rangka mengembalikan kemuliaan Islam dan kaum Muslim—merupakan manifestasi dari akidah Islam, akidah perjuangan itu. Dengan Khilafahlah, umat ini akan bisa menjalankan seluruh perintah dan larangan yang dituntut oleh akidah Islam dengan sempurna. Dengan Khilafahlah, akidah Islam ini bisa dijaga dan dipertahankan kemurniannya.

Karena itu pula, siapa saja yang hendak menjaga kemurniaan akidah Islam, sebagaimana akidah al-Quran, tidak akan pernah berhasil meraih tujuannya tanpa berjuang menegakkan Khilafah. Jadi, mana yang lebih dulu, menegakkan Khilafah atau mengembalikan akidah? Jawabnya, tentu akidah. Akan tetapi, tidak berhenti di situ, karena akidah Islam ini harus disatukan dengan pemikiran, ikatan, dan konsepsi futuristik keakhiratan sehingga akan menghasilkan generasi pejuang. Perjuangan generasi tersebut saat ini yang paling urgen adalah menegakkan Khilafah Islam. Itulah yang menjadi problematika utama umat ini.

Walhasil, mereka yang mengklaim akidahnya sahih, tetapi tidak terdorong untuk berjuang ke sana, sesungguhnya mengindikasikan akidahnya bak mayat, dan tentu harus dipertanyakan; sahihkan akidah Anda? Wallâhu a‘lam! [HAR]



[1] Lebih jauh, lihat: Mohammad Maghfur W, MA., Koreksi atas Kesalahan Pemikiran Kalam dan Filsafat Islam, Penerbit al-Izzah, Bangil, cet. I, 2002.

[2] Pembahasan lebih jauh tentang kesalahan metode kalam dan filsafat dalam membangun akidah Islam, lihat: as-Syaikh Taqiyuddîn an-Nabhâni, as-Syakhshiyyah al-Islâmiyyah, Min Mansyûrat Hizb at-Tahrîr, cet. VI, 2003, I/57-65 dan 125-129.

[3] Pembahasan lebih jauh tentang karakteristik akidah Islam, yang merupakan akidah al-Quran, serta bagaimana metode membangunnya, lihat: as-Syaikh Taqiyuddîn an-Nabhâni, Ibid, hlm. 29-48.

[4] Lihat: Seruan Hizbut Tahrir kepada Kaum Muslim, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, cet. I, 2003, hlm. 126-127.


Publikasi: Majalah Al-Waie No. 49 (9/1/2004)

Perlakuan Terhadap Yahudi dalam Masa Khilafah Usmani di Abad ke-19

Sebuah tim dikirim Departemen Luar Negeri AS tahun 1877 untuk menilai perlakuan terhadap orang-orang Yahudi dalam Masa Khilafah Usmani. Temuan mereka bahwa orang-orang Yahudi itu diperlakukan dengan sangat baik dan tidak dianiaya digambarkan dalam sebuah artikel berita di bawah ini yang diterbitkan pada hari Rabu tanggal 23 Agustus 1877 oleh the New York Times.

“Menteri Amerika Serikat mengatakan bahwa keadilan yang diberikan Turki memaksanya untuk mengakui bahwa orang-orang Israel diperlakukan lebih baik oleh Khilafah Usmani daripada oleh banyak kekuatan Barat dan sehingga memberi kesan bahwa mereka diperlakukan lebih baik oleh Imperium itu dibandingkan perlakukan oleh orang-orang Kristen.”

ORANG-ORANG ISRAEL DI TURKI.STATISTIK YANG DIPEROLEH DARI MENTRI AMERIKA SERIKAT.TERDAPAT 500.000 ORANG IBRANI DI IMPERIUM USMANI.MEREKA DIPERLAKUKAN DENGAN LEBIH BAIK OLEH ORANG-ORANG TURKI DARIPADA PERLAKUAN YANG DIBERIKAN OLEH ORANG-ORANG KRISTEN.PERLINDUNGAN OLEH PARA PEJABAT AMERIKA DIPERPANJANG.

WASHINGTON, 22 Agustus. Suatu delegasi yang dikirim Departemen Luar Negeri Menteri Amerika Serikat ke
Turki memberikan rincian menarik tentang jumlah, status, dan penganiayaan atas orang-orang Israel pada Imperium Ottoman. Jumlah orang-orang Israel yang ada di Kekaisaran itu adalah 500.000 orang. Dari jumlah ini, orang Israel Rumania sebanyak 250.000 orang, Israel Asia Turki 80.000 orang, Israel Eropa Turki
75.000 orang. Israel Serbia 2.000 orang.. Menteri Amerika Serikat mengatakan bahwa keadilan di Turki memaksanya untuk mengakui bahwa orang-orang Israel diperlakukan lebih baik oleh Imperium Ottoman daripada oleh banyak kekuatan Barat dan yang memberikan kesan bahwa mereka mendapat perlakuan lebih baik di Imperium itu dibandingkan perlakuan dari orang-orang Kristen. Mereka diakui sebagai komunitas keagamaan independen yang memiliki hak-hak istimewa dengan aturan keagamaan mereka sendiri, dengan memiliki Kepala Rabi di Turki, yang disebut Chacham Bashi, dan sebagai akibat dari fungsinya itu, memiliki pengaruh yang besar.

Menteri Luar Negeri Turki melakukan protes kepada Maynard dimana ketika dalam zaman pemerintahan Turki orang-orang Israel selalu menikmati setiap hak istimewa dan kekebalan yang diberikan oleh undang-undang Usmani. Penganiayaan terhadap orang-orang Israel yang menjadi perhatian Kedutaan Amerika Serikat di Konstantinopel selama kunjungan resmi Maynard, hanyalah terhadap Rabi Sneersohn, seorang warga negara Amerika. Pada tanggal 28 November 1874, Rabi itu diserang oleh sejawat seagamanya, orang-orang Yahudi di Tiberias, dengan merampok uangnya dalam jumlah besar, dan yang paling memalukan adalah karena dia dipenjarakan, dilempari batu, ditelanjangi, dan dalam kondisi compang-camping itu dia melalui jalan-jalan Tiberias, dan nyaris tewas. Konsul Amerika Serikat di Beyrout kemudian pergi ke Tiberias dan menangkap para pelakunya.
Sebagian pelakunya itu mendapatkan perlindungan Inggris, dan kemudian lolos dari negara itu dengan terbang ke luar negeri. Teman-temannya yang lain berkumpul, menyergap pihak berwenang, dan kemudian menyelamatkan mereka. Kedutaan AS di Konstantinopel kemudian mengambil alih masalah itu, dan kemudian didorong-secepat mungkin kedalam situasi- yakni ketika Rabi sang korban itu, yang pasti sangat lelah dan menjadi miskin, pergi ke Perancis dan karena ketidakhadirannya itu tidak dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.

Posisi yang dipegang oleh orang-orang Israel Imperium itu, karena kompleksnya sistem dan situasi, dan adanya heterogenitas ras, kondisi peradaban dan adanya permusuhan agama, kewenangan kecil yang dilakukan oleh Pemerintah Ottoman atas provinsi-provinsi bahkan pada saat biasa, (memprotes pernyataan
bahwa negara itu seharusnya tidak dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran-pelanggaran di provinsi-provinsi itu,) membuat sulitnya solusi atas seluruh masalah, bahkannya sulitnya penjelasan. Sebagian orang-orang Israel itu mengklaim berada di bawah perlindungan Inggris, sebagian yang lain mengatakan
berada di bawah perlindungan Rusia. Banyak juga dari mereka yang menganggap mereka adalah orang-orang yang merdeka, yang tidak perlu kesetiaan kepada Pemerintah manapun, dan hanya ketika mereka dianiaya atau merasa marahlah maka mereka mencari perlindungan dari setiap orang yang memiliki kekuasaan. Sementara semua pemerintahan, terutama Pemerintah Amerika Serikat, adalah yang paling ingin memberikan simpati dan perlindungan, memberikan pertanyaan-pertanyaan internasional dan kesamaan dimata hukum
menjadi terganggu dan mencegah perlindungan penuh atas mereka seandainya mereka adalah warga tetap dari Pemerintah manapun.

Menteri Amerika Serikat di Konstantinopel telah meminta petugas konsuler dari pemerintahannya, melalui Imperium Usmani, untuk mengamati dengan seksama kondisi orang-orang Israel dalam sebagian yurisdiksi mereka, dan melaporkan kepada kedutaannya di Konstantinopel tanpa penundaan kasus-kasus penganiayaan atas orang-orang itu yang mungkin terjadi. (khilafah.com, 5/4/2010)

DUNIA MENGAKUI SISTEM KHILAFAH

1. Menjamin keamanan dunia

Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan pelbagai peluang bagi sesiapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka.

Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga pelbagai ilmu, sastera, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai bahagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad. [Will Durant - The Story of Civilization].

2. Menyatukan umat manusia

Agama Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari China, Indonesia, India hingga Parsi, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Morocco dan Sepanyol. Islam telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupannya, dan membanggkitkan harapan di tengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka.

Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka sehingga jumlah orang yang memeluknya dan berpegang teguh padanya pada saat ini [1926] sekitar 350 juta jiwa. Agama Islam telah menyatukan mereka dan melunakkan hatinya walaupun ada perbezaan pendapat maupun latar belakang politik di antara mereka. [Will Durant - The Story of Civilization].

3. Menciptakan kemajuan ekonomi

Pada masa pemerintahan Abdurrahman III diperoleh pendapatan sebesar 12,045,000 dinar emas. Diduga kuat bahawa jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri-negeri Masihi Latin jika digabungkan kesemuanya. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari cukai yang tinggi, melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan pertanian, industri, dan pesatnya aktiviti perdagangan. [Will Durant - The Story of Civilization].

4. Menjamin kesehatan masyarakat

Islam telah menjamin seluruh dunia dalam mempersiapkan pelbagai rumah sakit yang layak sekaligus memenuhi keperluan rakyatnya. Contohnya adalah al-Bimarustan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan ubat-ubatan secara percuma. Para sejarahwan berkata bahawa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun. [Will Durant - The Story of Civilization].

Wallahu a'la wa a'lam wa ilayhilmashir..

Kepada Yang Patah Semangat di dunia Dakwah

Kepada teman-teman seperjuangan yang telah mengorbankan harta, waktu, bahkan jiwa untuk memperjuangkan Islam, tidak ada makhluk saat ini yang lebih mulia dari kalian. Kebaikan dan usaha kalian yang tanpa pamrih terus menapaki jalan dakwah ini lebih baik dibandingkan engkau menyumbang emas sebanyak apapun. Jalan yang engkau tapaki saat ini lebih baik dari dunia dan sesisinya, sungguh jika orang-orang tahu betapa tingginya keutamaan memperjuangkan tegaknya Islam, tentu mereka semua akan ikut memperjuangkannya meskipun harus mengorbankan harta, waktu bahkan jiwa mereka.

Sosok seperti kalianlah yang dibutuhkan umat ini. Mental-mental seperti kalian-lah yang sangat dirindukan oleh umat ini. Lihatlah para sahabat Nabi, mereka rela mengorbankan apa saja yang melekat pada diri mereka, harta tak terhitung jumlahnya, bahkan jiwanya untuk menegakkan Agama ini. Maka orang-orang seperti kalianlah yang menjadi tumpuan dari perjuangan ini.

Meskipun lebih dari 50 tahun kalian terus berjuang mati-matian dan tak kunjung tercapai cita-cita kalian. Namun hingga detik ini kalian terus-menerus mendakwahkan, menyadarkan pada kaum muslimin agar mereka kembali pada Islam secara kaffah. Tidak pernah terbesit sedikitpun dari diri kalian untuk hengkang dari perjuangan ini, dimana pun kalian berada, pastilah kalian akan mengajak kaum muslimin untuk kembali pada islam secara kaffah.

Meskipun lebih dari 50 tahun kalian menerikakkan “tegakkan khilafah”, namun tak satu pun penguasa “muslim” mendengarnya. Bahkan dibeberapa negara diktator kalian dianggap seperti pemberontak, lalu disiksa di penjara terburuk, dan berakhir sebagai syuhada’, namun gerakan kalian tak akan pernah mati. Lihatlah, betapa mulianya kalian!

Disaat kaum muda muslim larut dalam “tidur” panjang mereka, kalian tetap terjaga dan terus gigih untuk membangunkan singa-singa yang tertidur itu. Disaat kaum muda muslim asyik mengurusi hal-hal sepele seperti pacaran, foya-foya, dan keduniaanyang tidak bermanfaat lainnya, kalian tetap melepaskan diri dari semua hal itu dan mengambil jalan yang mulia. Lihatlah, betapa mulianya jalan yang telah kalian ambil!

Juga disaat kaum muslimah larut dalam mode, pacaran, dan mengurusi hal-hal sepele, kalian tetap istiqamah untuk terus mengamalkan syariat islam. Kalian memakai hijab disaat kaum muslimin meninggalkannya, kalian tetap menjaga jarak dengan lawan jenis disaat sistem negara tidak membatasi hubungan ini! Bukankah kalian, wahai kaum muslimah yang ikut berjuang menegakkan Islam adalah wanita-wanita yang luar biasa?!

Dengan kemuliaan yang luar biasa yang engkau miliki masihkah engkau merasa minder dengan titel “ikhwan” dan “Akhwat” yang engkau sandang? masihkah engkau suka berkeluh kesah ketika yang mengikuti dakwah hanya sedikit? Masihkah engkau merasa diri kalian melakuan hal yang sia-sia?

Sungguh yang engkau inginkan hanyalah ridha Allah, engkau tidak menginginkan apapun kecuali itu. Meskipun sepuluh tahun lagi khilafah tak kunjung tegak, atau lima puluh tahun lagi, atau 100 tahun lagi, atau bahkan sampai engkau wafat khilafah tak kunjung juga tegak, maka engkau tidak bisa disebut gagal. Karena seorang tidak disebut gagal karena telah berusaha, tapi disebut gagal jika berhenti berusaha. Toh engkau telah melibatkan diri dalam memperjuangkan tegaknya hukum-hukum Allah, maka itu sudah cukup bagimu. Bukankah Allah hanya menguji kita saja, bukankah DIA hanya ingin melihat siapa yang beriman dan siapa yang kufur, siapa yang berjuang dan siapa yang berdiam?

Tegaknya khilafah dan kembalinya kehidupan islam memang cita-cita yang sangat engkau perjuangkan dan sangat engkau elu-elukan. Tapi bukankah yang bisa mewujudkan hal itu hanyalah Allah sendiri? Bukankah itu sudah janji Allah? Sekali lagi engkau hanya berjuang, dan perjuanagn yang engkau persembahkan kepada Allah itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa nengkau adalah orang yang senantiasa berada pada jalan kebenaran. Ketika engkau dihisab kelak, bukankah engkau telah mempunyai hujjah pada Allah, dan bisa mengatakan pada Allah “saya telah memperjuangakannya dan ENGKAU-lah yang mampu mewujudkan”.

Wahai para pejuang Islam! Tetaplah kalian pada jalan yang sangat mulia ini, jangan pernah putus asa untuk terus mendakwahi kaum muslimin. Setiap orang yang engkau dakwahi, baikkah dia, burukkah dia, semuanya mempunyai potensi untuk ikut berjuang dalam dakwah ini. Mungkin tidak hari ini, mungkin besok, minggu depan, atau bulan depan, atau tahun depan, mungkin juga 10 tahun kedepan, namun kita tidak boleh berhenti untuk terus mendakwahi mereka. Bukankah kita hanya orang yang mendakwahi? Dan bukanlah kita yang memberi hidayah!

Wahai para pejuang Islam! Kalian adalah orang-orang yang seharusnya paling baik perangainya, paling santun dan lemah lembut kepada sesama muslim, dan paling baik ibadahnya. Janganlah engkau mengira bahwa engkau hanya cukup mengerjakan yang wajib-wajib saja lalu engkau tinggalkan ibadah sunnah lalu engkau merasa itu cukup. Lihatlah para pejuang islam di masa lalu. siapakah mereka? Mereka adalah orang yang tidak pernah absen dalam shalat jama’ah kecuali udzur, selalu mengerjakan tahajud di setiap akhir sepertiga malamnya, berpuasa senin-kamis, berusaha menghapal dan mempelajari Qur’an, dan mereka adalah orang-orang yang sangat merasa lemah hingga meneteskan air mata ketika berzikir dihadapan-Nya. Itulah potret dari pejuang muslim yang perlu engkau tiru!

Ya Allah, jadikanlah para pejuang Agama-Mu ini menjadi orang-orang yang engkau ridhai. Ampunilah kesalahan-kesalahan mereka, dan bimbinglah mereka agar bisa mewujudkan cita-cita mereka, yaitu tegaknya hukum- Mu. Ya Allah hanya ENGKAU lah yang mampu mewujudkan cita-cita mereka. Namun mereka hanyalah orang-orang yang ingin berjuang dijalan-Mu, karena memang ENGKAU hanya ingin menguji. Ya Allah, istiqamahkanlah hati mereka untuk terus berada di jalan ini, dan berikanlah kepada mereka para ahlul quwwah yang akan membantu dakwah ini. Amin...

Hikmah Doa Penjual Tempe

Ada sebuah kampung di pedalaman Tanah Jawa. Disitu ada seorang perempuan tua yang sangat kuat beribadat. Pekerjaannya ialah membuat tempe dan menjualnya di pasar setiap hari. Ia merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk menyambung hidup. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.Pada suatu pagi, seperti biasa, ketika beliau sedang bersiap-siap untuk pergi menjual tempenya, tiba tiba dia tersadar yang tempenya yang diperbuat dari kacang kedelai hari itu baru separuh jadi. Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyatalah semuanya belum jadi.Perempuan tua itu berasa amat sedih sebab tempe separuh jadi pasti tidak akan laku dan tiadalah rezekinya pada hari itu. Dalam suasana hatinya yang sedih, dia yang memang kuat beribadah teringat akan firman Allah yang menyatakan bahawa Allah dapat melakukan perkara-perkara ajaib,bahwa bagiNya tiada yang mustahil. Lalu diapun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa , “Ya Allah , aku memohon kepadaMu agar kacang kedelai ini menjadi tempe. Amin”Begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahawa Allah pasti mengabulkan doanya. Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan ujung jarinya dan dia pun membuka sikit bungkusan itu untuk menyaksikan keajaiban kacang kedelai itu menjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang tu masih tetap kacang kedelai.Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Allah. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula dan berdoa lagi. “Ya Allah, aku tahu bahawa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe karena inilah mata pencarianku. Aku mohon agar jadikanlah kacang kedelaiku ini menjadi tempe, Amin”.Dengan penuh harapan dan debaran dia pun sekali lagi membuka sedikit bungkusan tu. Apakah yang terjadi? Dia termangu dan heran karena tempenya masih tetap begitu!! Sementara itu hari pun semakin meninggi sudah tentu pasar sudah mula didatangi orang ramai. Dia tetap tidak kecewa atas doanya yang belum terkabul. Walau bagaimanapun kerana keyakinannya yg sangat tinggi dia berenca untuk tetap pergi ke pasar membawa barang jualannya itu. Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan meneruskan bepergian ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar kesemua tempenya akan jadi.Dia berfikir mungkin keajaiban Allah akan terjadi dalam perjalanannya ke pasar. Sebelum keluar dari rumah, dia sempat mengangkat kedua tangannya untuk berdoa. “Ya Allah, aku percaya, Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju ke pasar, Engkau kurniakanlah keajaiban ini buatku, jadikanlah tempe ini. Amin”. Lalu dia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya. Sesampai di pasar, segera dia meletakkan barang-barangnya. Hatinya betul-betul yakin yang tempenya sekarang mesti sudah jadi. Dengan hati yg berdebar-debar dia pun membuka bakulnya dan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan tempe yang ada.Perlahan-lahan dia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih setengah jadi!! Dia lalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudah mula merasa sedikit kecewa dan putus asa kepada Allah karena doanya tidak dikabulkan. Dia berasakan Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan padanya, inilah satu-satunya puncak rezekinya, hasil jualan tempe. Dia akhirnya cuma duduk sahaja tanpa memamerkan barang jualannya sebab dia berasakan bahwa tiada orang yang akan membeli tempe yang baru separuh menjadi. Sementara itu hari pun semakin petang dan pasar sudah mulai sepi, para pembeli sudah mula kurang.
Dia meninjau-ninjau kawan-kawan sesama penjual tempe, tempe mereka sudah hampir habis. Dia tertunduk lesu seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan bahawa hari ini tiada hasil jualan yang boleh dibawa pulang. Namun jauh di sudut hatinya masih menaruh harapan terakhir kepada Allah, pasti Allah akan menolongnya. Walaupun dia tahu bahawa pada hari itu dia tidak akan dapat pendapatan langsung, namun dia tetap berdoa buat kali terakhir, “Ya Allah,berikanlah penyelesaian terbaik terhadap tempeku yang setengah ini.”
Tiba-tiba dia dikejutkan dengan teguran seorang wanita. “Maaf ya, saya ingin bertanya, Apakah Ibu menjual tempe yang belum menjadi? Dari tadi saya sudah pusing keliling pasar ini untuk mencarinya tapi masih belum menemukannya.” Dia termenung dan terkejut seketika. Hatinya terkejut sebab sejak berpuluh tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum menjadi. Sebelum dia menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat dia berdoa di dalam hatinya”Ya Allah, saat ini aku tidak mahu tempe ini menjadi lagi. Biarlah tempe ini seperti semula, Amin”.
Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita itu, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah senangnya dia, ternyata memang benar tempenya masih setengah jadi! Dia pun rasa gembira dalam hatinya dan bersyukur pada Allah. Wanita itu pun memborong habis kesemua tempenya yang setengah jadi itu. Sebelum wanita tu pergi, dia sempat bertanya wanita itu, “Mengapa hendak membeli tempe yang belum jadi?” Wanita itu menerangkan bahawa anaknya yang kini berada di Inggris ingin makan tempe dari desa. Melihat tempe itu akan dikirimkan ke Inggris, si ibu tadi harus membeli tempe yang setengah jadi supaya apabila sampai di Inggris nanti akan menjadi tempe yang jadi dan sempurna. Kalau dikirimkan tempe yang sudah jadi, nanti di sana tempe itu sudah tidak baik lagi dan rasanya pun kurang sedap.
Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya inti doanya akan hajat rezeki dimakbulkan oleh Tuhan, walaupun bentuk fisiknya tidak sesuai dengan keinginannya.
Sering kali manusia menempatkan Allah sebagai objek yang dapat di suruh-suruh mengabulkan doa. Jika kasusnya seperti ini, maka siapa yang penguasa, siapa yang hamba ? Bukankah posisinya jadi terbalik ? Dalam cerita ini Allah mendidik si tukang tempe bahwa Allah bukan objek dari doa. Allah bukanlah Dzat yang bisa diperintahkan / dipaksa untuk mengabulkan doa hamba-Nya yang lemah.Dengan kemaha-tahuannya, Allah memberikan yang lebih baik dari perkiraan sang hamba, sesuai denga rancangan-Nya.
Janganlah berputus asa terhadap Allah yang rezekimu ada di tangan-Nya. Penuhi hak-hak Allah darimu dengan berusaha dan berdoa, selebihnya, biarlah Allah yang memilihkan yang terbaik untukmu.
Barangkali saja doa kita kepada yang serba maha belumlah doa yang sopan dan belum memenuhi adab yang sepantasnya.
Wahb bin Munabbih berkata : Saya telah membaca dalam kitab-kitab Allah yang dahulu. Firman Allah :Hai anak adam, taatilah perintah-Ku dan jangan engkau memberitahuku apa kebutuhan yang baik bagimu (Jangan engkau mengajari Ku apa yang terbaik bagimu). Sesungguhnya Aku telah mengetahui kepentingan hamba-Ku. Aku memuliakan siapa yang patuh kepada perintah-Ku, dan menghina siapa saja yang meremehkan-ku. Aku tidak menghiraukan kepentingan hamba-Ku, sehingga hamba-Ku memperhatikan hak-Ku (yakni kewajiban terhadap Aku).
Sungguh, hikmah dari Allah terserak di mana-mana, bahkan penjual tempe mendapatkannya.

ANAK ANDA ADALAH CERMIN DIRI ANDA

Kita Mengetahui bahwa ketika lahir manusia sangat tergantung kepada orang lain, terutama orangtua, dan lebih khusus lagi kepada ibu. Di masa anak-anakpun ketergantungan itu masih sangat tampak. Karena ketergantungan itu, maka penting sekali peranan orangtua terhadap perkembangan kepribadian anak. Para pakar psikologi sejak lama mengatakan bahwa pengaruh orangtua dan lingkungan masa kanak-kanak tidak berhenti di masa kanak-kanak saja, melainkan terus berlangsung terus, kadang-kadang sampai seumur hidup. Tak jarang pengaruh pengalaman masa kanak-kanak itu tidak disadari oleh orang yang bersangkutan, karena tersimpan dalam alam ketidaksadarannya (alam bawah sadar). Tetapi kemudian hal itu muncul dalam tingkah laku yang tidak wajar dan yang tidak dimengerti oleh pelakunya sendiri.

Para ahli juga mengatakan bahwa dalam perkembangan kepribadiannya, seorang anak selalu membutuhkan tokoh identifikasi. Identifikasi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang yang ditokohkan. Biasanya diawal masa kanak-kanak, tokoh yang ingin di samai adalah ayah dan ibunya. Dalam proses identifikasi itu, anak meniru sikap-sikap, norma-norma, nilai-nilai kebiasaan-kebiasaan, gerak-gerik dan sebagainya dari tokoh identifikasi. Bukan hanya secara lahiriah, secara batinpun anak ingin menjadi identik dengan orang yang ditokohkannya.

Sejalan dengan bertambahnya usia anak, lingkungan kehidupan juga bertambah luas. Dari hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, dan seterusnya, semakin banyak orang yang ditemui oleh anak dan yang berintaraksi dengannya. Sehingga, akan sangat mungkin di masa-masa berikutnya anak akan menjadikan orang-orang dewasa lain sebagai tokoh identifikasinya. Bisa saja guru-gurunya, orang tua temannya, pamannya atau bahkan tokoh-tokoh yang disaksikannya di media massa, seperti televisi, game-game playstation, game online, internet, dan lain-lain.

Seandainya sikap, tingkah laku dan pandangan orang yang diidolakan oleh anak baik dan sejalan dengan ajaran agama dan akhlak yang luhur, tentu tak ada masalah. Tetapi apabila tidak demikian, maka persoalannya tidak akan sederhana. Jika anak Anda telah mengidolakan orang-orang yang tak patut dijadikan teladan, maka bersiap-siaplah Anda untuk meratapi nasib buruk anda di kemudian hari.

Karenanya, tidak ada pilihan lain selain kita menyiapkan diri kita untuk menjadi orangtua dalam arti yang sebenarnya, yang patut dijadikan teladan, yang pantas dibuat cerminan. Sejak lama orang percaya dan memang terlihat dalam kehidupan nyata bahwa pendidikan dengan memberikan keteladanan adalah suatu bentuk pendidikan terpenting, apalagi di masa kanak-kanak. Yakinlah bahwa anak-anak kita akan lebih terpengaruh oleh apa yang kita lakukan dari pada apa yang kita katakan.

Selain kita terus mengupayakan agar dapat meningkatkan kualitas kita sebagai orang yang layak dijadikan panutan, kitapun sejak dini dapat dan mesti mengenalkan kepada anak tokoh-tokoh dalam Islam sebagai panutan mereka. ALangkah pantasnya bila sejak dini kita mengenalkan kehidupan Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan tokoh-tokoh Islam lainnya dengan cara yang menarik perhatian mereka dan berbekas secara mendalam di dalam hati mereka.

Kalau anda ingin mengetahui apakah seseorang itu sukses atau tidak dalam kehidupan dalam arti yang sesungguhnya, lihatlah anak-anaknya. Apakah mereka itu berakhlak baik atau tidak, menjalankan ajaran agama atau tidak. Dengan mengetahui anak-anaknya, anda akan dapat menyimpulkan bahwa orangtuanya itu orangtua yang berhasil seingga patut berbahagia dan tersenyum gembira ataukah ia orang yang sengsara yang lebih pantas untuk meratapi nasibnya yang merana. Begitu pun Anda, Kalau Anda ingin tahu siapa Anda yang Sesungguhnya, tengoklah anak-anak Anda. Mereka adalah cermin diri Anda.

By. Drs, Psi Ali Yahya dalam Pengantar Melahirkan Anak MasyaAllah

MENGINGATKAN SUAMI YANG SALAH

“Abi ini gimana sih?! Kan ummi sudah bilang, kacamata renang itu mau ummi pakai hari ini?! Kenapa abi tidak mengembalikan ke tas ummi lagi?!”

Telepon dengan nada tinggi itu membuat saya dan dua orang teman saya yang baru datang di kolam renang bengong. Aseli kaget.

“Ya sudah, ummi nggak usah renang saja!!” Klik, telepon diputus, lalu dilempar ke dalam tas. Lagi-lagi kami berpandangan. Untuk sesaat lamanya saya terdiam, seolah ada godam dihantamkan ke kepala saya, membuat saya tersadar akan sesuatu: suamiku di kantor pagi ini, apakah aku sudah menjadi istri yang baik untuknya?

Ribut istri versus suami dalam sebuah rumah tangga adalah sesuatu yang lumrah, wajar. Perbedaan pendapat, perbedaan keinginan, sering menjadi pemicu bentrok. Itu bumbu pernikahan. Kalau adem ayem terus, mana seru?

Tapi, yang harus diingat adalah bagaimana kedudukan seorang istri terhadap suaminya. Layakkah seorang istri membentak-bentak suaminya? Terlebih jika itu hanya untuk urusan sepele; kacamata renang, kaus kaki yang dilempar sembarangan, buku yang tidak dikembalikan ke tempat semula, baju kotor yang disimpan di lemari, dsb. Layakkah? Apalagi jika membentaknya di depan umum, didengar dan dilihat orang lain. Itu namanya menjatuhkan martabat suami.

Jika ingin mengingatkan, bukankah bisa menggunakan kata-kata yang lebih bijak dan enak di dengar? Suami tentu akan merasa sangat dihormati.Dan perlahan-lahan, ia akan mulai mengubah dirinya. Cara kasar akan membuat laki-laki merasa jenuh, lambat laun ia akan merasa tidak berharga jika istrinya sering memberlakukannya dengan seenak hati. Jangan salahkan kalau tiba-tiba laki-laki memilih pergi dan mencari wanita lain.

Gunakan sindiran halus. Misalnya, suami Anda sangat pelupa. Ia selalu lupa menaruh kunci motor, atau lupa menyimpan sepatunya di tempat yang benar. Tidak mengapa Anda mengingatkannya dengan sindiran halus, yang tidak membuatnya merasa tersinggung atau Anda melecehkannya.

Tulis di buku harian Anda berdua. Jika Anda sering menggunakan buku komunikasi suami-istri dalam rumah tangga Anda, tuliskan saja apa yang Anda inginkan dari suami Anda. Misalnya, Anda ingin suami Anda lebih teliti dan lebih disiplin lagi masalah kebersihan, itu bisa membuat suami Anda merasa lebih nyaman.

Nah, bagaimana menurut Anda? Siap menjadi istri yang baik?

hinaan membawa berkah

Suatu hari, anak muda ini mengantar penuh muatan berisi puluhan buku ke kantor berlantai 7 di suatu perguruan tinggi ; ketika dia memanggul buku-buku tersebut menunggu di lift, seorang satpam yang berusia 50-an menghampirinya dan berkata : “Lift ini untuk profesor dan dosen, lainnya tidak diperkenankan memakai lift ini, kau harus lewat tangga!”

Anak muda memberian penjelasan pada satpam itu :

“Saya hanya ingin mengantar buku semobil ini ke kantor lantai 7, ini kan buku pesanan kampus ini !”

Namun, dengan beringas satpam itu berkata :

“Saya bilang tidak boleh ya tidak boleh, kau bukan profesor atau pun dosen, tidak boleh menggunakan lift ini!

Kedua orang itu berdebat cukup lama di depan pintu lift, tapi, satpam tetap bersikeras tidak mau mengalah. Dalam benak anak muda itu berpikir, jika hendak mengangkut habis buku semobil penuh ini, paling tidak harus bolak-balik 20 kali lebih ke lantai 7, ini akan sangat melelahkan!

Kemudian, anak muda itu tidak dapat menahan lagi satpam yang menyusahkan ini, lantas begitu pikirannya terlintas, ia memindahkan tumpukan buku-buku itu ke sudut aula, kemudian pergi begitu saja.

Setelah itu, anak muda menjelaskan peristiwa yang dialaminya kepada bos, dan bos bisa memakluminya,sekaligus juga mengajukan surat pengunduran diri pada bosnya, dan segera setelah itu ia pergi ke toko buku membeli bahan pelajaran sekolah SMU dan buku referensi, sambil meneteskan air mata ia bersumpah, saya harus bekerja keras, harus bisa lulus masuk ke perguruan tinggi, saya tidak akan membiarkan dilecehkan orang lagi.

Selama 6 bulan menjelang ujian, anak muda ini belajar selama 14 jam setiap hari, sebab ia sadar, waktunya sudah tidak banyak, ia tidak bisa lagi mundur, saat ia bermalas-malasan, dalam benaknya selalu terbayang akan hinaan security yang tidak mngizinkannya memakai lift, membayangkan diskriminasi ini, ia segera memacu semangatnya, dan melipatkan gandakan kerja kerasnya.

Belakangan, anak muda ini akhirnya berhasil lulus masuk ke salah satu lembaga ilmu kedokteran. Dan kini, selama 20 tahun lebih telah berlalu, sang anak muda akhirnya berhasil menjadi seorang dokter klinik.

Sang dokter merenung sejenak, ketika itu, jika bukan karena security yang sengaja mempersulitya, bagaimana mungkin ia menyeka air matanya dari hinaan itu, dan berdiri dengan berani ?

Dia telah berhutang budi pada security yang menghinanya !

SUMBER : PMI

UCAPAN SELAMAT ATAS LAHIRNYA BAYI

Sering bingung mau mengucapkan apa ketika mendengar ada ikhwah yang baru mendapatkan bayi? Saya juga. Maunya sih mengucapkan doa tertentu, tapi tidak tahu ada atau tidaknya dalil syar’i dalam perkara ini. Terkadang hanya mengucapkan doa umum, “Selamat ya, barakallahu fiikum”. Tapi sekarang alhamdulillah, sudah ketemu atsar dari salaf, bagaimana ucapan selamat mereka kepada orang tua yang baru dianugerahi bayi oleh Allah ta’ala.

Di dalam buku Menyambut si Buah Hati yang ditulis oleh Salim Rasyid As-Sibli dan Muhammad Khalifah (terbitan Ash-Shaf Media, halaman 30-31), penulis buku tersebut mengatakan,

“Tidak terdapat satu hadits pun dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang ucapan selamat, dan tidak ada sesuatu pun kecuali atsar yang diriwayatkan dari para tabi’in. Di antaranya:

Dari Hasan Al-Bashri rahimahullah, bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepadanya, “Bagaimana cara saya mengucapkan ucapan selamat (kelahiran)?” Beliau menjawab, “Ucapkanlah olehmu,

جَعَلَ اللهُ مُبَارَكًا عَلَيْكَ وَ عَلَى أُمَّةِ مُحَمَّدٍ

“Ja’alallahu mubaarokan ‘alaika wa ‘ala ummati Muhammadin”

Artinya, “Semoga Allah menjadikannya anak yang diberkahi atasmu dan atas umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”

(Atsar ini hasan, dikeluarkan oleh Imam Thabrani).” >>nukilan sampai di sini.

Sebenarnya masih ada atsar lain dari Ayyub As-Sikhtiyani, namun karena lafazhnya sama, kita cukupkan dengan atsar Hasan Al-Bashri. Untuk melihat atsar tersebut serta takhrij atsar yang lebih komplit bisa dilihat di buku terjemahannya.

Kemudian, penulis juga berkata,

“Atsar-atsar seperti ini jauh lebih baik daripada apa yang kami lihat berupa ucapan yang diada-adakan yang bisa digunakan pada hari ini. Dan tidak seorang pun di antara ahlul ilmi yang memperbolehkannya. Akan tetapi bersamaan dengan itu kami tidak melazimkan (membiasakan) memberi ucapan selamat seperti di atas, layaknya amalan itu disebutkan oleh sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak juga kami menjadikannya seperti dzikir-dzikir yang lain yang telah pasti di dalam as-sunnah. Maka barangsiapa yang mengucapkannya pada suatu kali, tidak mengapa. Adapun yang tidak mengucapkannya maka tidak ada ruginya.” >> Sampai di sini nukilan dari buku tersebut.

BosanHidup

Bosan Hidup

Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru ngaji, “Ustad, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati.”
Sang Ustad pun tersenyum, “Oh, kamu sakit.”
“Tidak Ustad, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.”
Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Ustad meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.”
Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut mengalir bersama kehidupan membuat kita sakit. Yang namanya usaha, pasti ada pasang-surutnya. Dalam hal berumah-tangga,bentrokan-bentrokan kecil itu memang wajar, lumrah. Persahabatan pun tidak selalu langgeng, tidak abadi. Apa sih yang langgeng, yang abadi dalam hidup ini? Kita tidak menyadari sifat kehidupan. Kita ingin mempertahankan suatu keadaan. Kemudian kita gagal, kecewa dan menderita.
“Penyakitmu itu bisa disembuhkan, asal kamu ingin sembuh dan bersedia mengikuti petunjukku.” demikian ujar sang Ustad.
“Tidak Ustad, tidak. Saya sudah betul-betul jenuh. Tidak, saya tidak ingin hidup.” pria itu menolak tawaran sang Ustad.
“Jadi kamu tidak ingin sembuh. Kamu betul-betul ingin mati?”
“Ya, memang saya sudah bosan hidup.”
“Baik, besok sore kamu akan mati. Ambillah botol obat ini. Setengah botol diminum malam ini, setengah botol lagi besok sore jam enam, dan jam delapan malam kau akan mati dengan tenang.”
Giliran dia menjadi bingung. Setiap Ustad yang ia datangi selama ini selalu berupaya untuk memberikannya semangat untuk hidup. Yang satu ini aneh. Ia bahkan menawarkan racun. Tetapi, karena ia memang sudah betul-betul jenuh, ia menerimanya dengan senang hati.
Pulang kerumah, ia langsung menghabiskan setengah botol racun yang disebut “obat” oleh Ustad edan itu. Dan, ia merasakan ketenangan sebagaimana tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Begitu rileks, begitu santai! Tinggal 1 malam, 1 hari, dan ia akan mati. Ia akan terbebaskan dari segala macam masalah.
Malam itu, ia memutuskan untuk makan malam bersama keluarga di restoran masakan Jepang. Sesuatu yang sudah tidak pernah ia lakukan selama beberapa tahun terakhir. Pikir-pikir malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis. Sambil makan, ia bersenda gurau. Suasananya santai banget! Sebelum tidur, ia mencium bibir istrinya dan membisiki di kupingnya, “Sayang, aku mencintaimu.” Karena malam itu adalah malam terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis!
Esoknya bangun tidur, ia membuka jendela kamar dan melihat ke luar. Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya. Dan ia tergoda untuk melakukan jalan pagi. Pulang kerumah setengah jam kemudian, ia menemukan istrinya masih tertidur. Tanpa membangunkannya, ia masuk dapur dan membuat 2 cangkir kopi. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk istrinya. Karena pagi itu adalah pagi terakhir,ia ingin meninggalkan kenangan manis! Sang istripun merasa aneh sekali, “Mas, apa yang terjadi hari ini? Selama ini, mungkin aku salah. Maafkan aku, mas.”
Di kantor, ia menyapa setiap orang, bersalaman dengan setiap orang. Stafnya pun bingung, “Hari ini, Bos kita kok aneh ya?”
Dan sikap mereka pun langsung berubah. Mereka pun menjadi lembut. Karena siang itu adalah siang terakhir, ia ingin meninggalkan kenangan manis! Tiba-tiba, segala sesuatu di sekitarnya berubah. Ia menjadi ramah dan lebih toleran, bahkan apresiatif terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Tiba-tiba hidup menjadi indah. Ia mulai menikmatinya.
Pulang kerumah jam 5 sore, ia menemukan istri tercinta menungguinya di beranda depan. Kali ini justru sang istri yang memberikan ciuman kepadanya, “Mas, sekali lagi aku minta maaf, kalau selama ini aku selalu merepotkan kamu.” Anak-anak pun tidak ingin ketinggalan, “Ayah, maafkan kami semua. Selama ini, ayah selalu stres karena perilaku kami semua.”
Tiba-tiba, sungai kehidupannya mengalir kembali. Tiba-tiba, hidup menjadi sangat indah. Ia membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Tetapi bagaimana dengan setengah botol yang sudah ia minum, sore sebelumnya?
” Ya Allah, apakah maut akan datang kepadaku. Tundalah kematian itu ya Allah. Aku takut sekali jika aku harus meninggalkan dunia ini ”.
Ia pun buru-buru mendatangi sang Ustad yang telah memberi racun kepadanya. Sesampainya dirumah ustad tersebut, pria itu langsung mengatakan bahwa ia akan membatalkan kematiannya. Karena ia takut sekali jika ia harus kembali kehilangan semua hal yang telah membuat dia menjadi hidup kembali.
Melihat wajah pria itu, rupanya sang Ustad langsung mengetahui apa yang telah terjadi, sang ustad pun berkata “Buang saja botol itu. Isinya air biasa. Kau sudah sembuh, Apa bila kau hidup dalam kekinian, apabila kau hidup dengan kesadaran bahwa maut dapat menjemputmu kapan saja, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan. Leburkan egomu, keangkuhanmu, kesombonganmu. Jadilah lembut, selembut air. Dan mengalirlah bersama sungai kehidupan. Kau tidak akan jenuh, tidak akan bosan. Kau akan merasa hidup. Itulah rahasia kehidupan. Itulah kunci kebahagiaan. Itulah jalan menuju ketenangan.”
Pria itu mengucapkan terima kasih dan menyalami Sang Ustad, lalu pulang ke rumah, untuk mengulangi pengalaman malam sebelumnya. Ah, indahnya dunia ini……

sumber : Sigit setiawan.wordpress.com

Ciri-ciri suami dambaan para istri

Suami, kadang-kadang isteri menganggap bahwa suami dia tidak seperti ketika masa pacaran dulu atau merasa sang suami terlalu sibuk bekerja hingga sang isteri merindukan hal-hal romantis bersama dengan suami tercinta. Atau ada yang merasa bahwa suami tidak perhatian, egois, dan sebagainya. Dan berikut ini beberapa ciri-ciri suami dambaan para wanita, atau yang sedang mencari suami idaman.

1. Setia Mendengar
Punya telinga tapi tak mendengar, kadang-kadang untuk mendengarkan itu susah. Tetapi seorang isteri akan lebih suka jika memiliki suami yang mau mendengar cerita atau keluhan atau obrolan dari sang isteri. Bagi suami kadang-kadang untuk mendengarkan perkataan isteri sering dianggap tidak penting tetapi yang diinginkan oleh sang isteri hanyalah perkataan dia di dengar dan difahami saja.

2. Menghargai
Semua manusia tentu ingin dihargai, termasuk juga isteri. Seorang suami yang selalu menghargai isteri baik dalam sikap maupun perkataan tentu akan selalu dirindukan oleh seorang isteri. Penghargaan yang diharapkan oleh isteri bukanlah mahal atau besar, awali dengan perbuatan-perbuatan kecil/sepele seperti memberikan pujian jika sang istri memasak atau memberi ciuman selamat pagi.

3. Tidak Suka Menyalahkan
Seorang isteri juga manusia yang tak luput dari kesalahan, ketika sang isteri berbuat kesalahan, sang suami sebaiknya menegur dengan sikap yang cerdas, tidak dengan kasar atau menyalahkan hingga keluar emosi yang berlebihan. Daripada marah-marah kepada isteri sebaiknya menanyakan/meminta penjelasan dari sang isteri kenapa berbuat itu dan memberi nasihat agar tidak terulang lagi.

4. Bisa menerima pendapat isteri
Suami sebagai kepala keluarga, sebaiknya tidak bersikap otoriter tetapi sebaliknya suami dapat mendengar dan menerima pendapat dari isteri jika pendapat itu memang merupakan keputusan yang terbaik. Suami isteri perlu memutuskan suatu keputusan secara bersama-sama tidak sepihak dan sang isteri harus memahami apa-apa yang diputuskan oleh suami.

5. Sayang diri sendiri
Kalau suami menyayangi isteri dan keluarga, tentu isteri juga ingin agar sang suami juga menyayangi diri sendiri. Seperti menjaga kesehatan, pola makan, tidur yang cukup, dan tidak merokok.

6. Pulang dengan senyuman
Tekanan di tempat kerja tidak membuat sang suami membawa perasaan itu didalam rumah, kerja yang membuat stress atau meletihkan tetapi ketika sampai di rumah semuanya dihiasai dengan senyuman, sehingga isteri tidak menjadi sedih atau salah bersikap.
Jika ada masalah di tempat kerja, suami bisa berbagi cerita kepada isteri dan isteri pun bisa menjadi motivasi atau memberi sokongan kepada suami yang sedang menghadapi masalah.

7. Romantis
Isteri mana yang tidak bahagia memiliki suami yang penuh kasih sayang , perhatian dan romatis. Memang agak susah mengharapkan suami menunjukkan rasa sayang dan cinta kepada isteri setiap hari. Tetapi suami bisa melakukannya pada saat tertentu, misal hari jadi pernikahan, atau hari ulang tahun isteri. Sesekali suami mengajak isteri untuk berduaan seperti ketika waktu pacaran.

8. Membantu urusan rumah tangga dan anak
Inilah suami idaman yang dinantikan oleh para isteri, yaitu suami yang mau membantu dan melakukan kerja rumah tangga. Disela-sela kesibukan mencari nafkah, suami masih ’sempat’ meluangkan waktu untuk membantu isteri dan anak.

9. Senantiasa menambah ilmu rumah tangga
Biasanya sang isteri yang mencari informasi berkenaan dengan rumah tangga, tetapi alangkah baiknya kalau sang suami juga mencari informasi/ilmu mengenai rumah tangga.

Siapakah Idola / Kekasih Kita.?

BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIM..

Assalamu 'Alaikum Warohmatulloh....

Allohumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa'ala Alihi Washohbihi Wabarik Wasallim Ajma'in..

saudaraku semua teruslah gema dan gaungkan sholawat kita kepada habibana Muhammad Shollallohu 'Alaihi Wasallam, sebagai salah satu tanda cinta kita kepadanya.
sebab kecintaan kita kepadanya Insya Alloh akan membuat kita bisa berkumpul bersama dengannya...

Ingatlah akan sebuah riwayat ini :

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ السَّاعَةِ فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ لَا شَيْءَ إِلَّا أَنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بِشَيْءٍ فَرَحَنَا بِقَوْلِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ بِحُبِّي إِيَّاهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِمِثْلِ أَعْمَالِهِمْ

Artinya : Telah bercerita kepada kami [Sulaiman bin Harb] telah bercerita kepada kami [Hammad bin Zaid] dari [Tsabit] dari [Anas Rodliallohu 'anhu] bahwa ada seseorang yang bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang hari qiyamat. Katanya; "Kapan terjadinya hari qiyamat?". Beliau balik bertanya kepada orang itu; "Apa yang telah kami siapkan untuk menghadapinya?". Orang itu menjawab; "Tidak ada. Kecuali, aku mencintai Alloh dan Rosul-Nya shollallohu 'Alaihi Wasallam". Maka beliau berkata: "Kamu akan bersama orang yang kamu cintai". Anas berkata; "Kami belum pernah bergembira atas sesuatu seperti gembiranya kami dengan sabda Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, yaitu: "Kamu akan bersama orang yang kamu cintai". Selanjutnya Anas berkata; "Maka aku mencintai Nabi Shollallohu 'Alaihi Wasallam, Abu Bakr, 'Umar dan aku berharap dapat berkumpul bersama mereka disebabkan kecintaanku kepada mereka sekalipun aku tidak memiliki amal seperti amal. mereka".

Apabila ada salah saya mohon diluruskan..http://www.facebook.com/profile.php?id=100000460265259

Tidak Jadi Mencuri Terung, lalu Allah Karuniakan Untuknya Seorang Isteri

Di Damaskus, ada sebuah mesjid besar, namanya mesjid Jami' At-Taubah. Dia adalah sebuah masjid yang penuh keberkahan. Di dalamnya ada ketenangan dan keindahan. Sejak tujuh puluh tahun, di masjid itu ada seorang syaikh pendidik yang alim dan mengamalkan ilmunya. Dia sangat fakir sehingga menjadi contoh dalam kefakirannya, dalam menahan diri dari meminta, dalam kemuliaan jiwanya dan dalam berkhidmat untuk kepentingan orang lain.
Saat itu ada pemuda yang bertempat di sebuah kamar dalam masjid. Sudah dua hari berlalu tanpa ada makanan yang dapat dimakannya. Dia tidak mempunyai makanana ataupun uang untuk membeli makanan. Saat datang hari ketiga dia merasa bahwa dia akan mati, lalu dia berfikir tentang apa yang akan dilakukan. Menurutnya, saat ini dia telah sampai pada kondisi terpaksa yang membolehkannya memakan bangkai atau mencuri sekadar untuk bisa menegakkan tulang punggungnya. Itulah pendapatnya pada kondisi semacam ini.

Masjid tempat dia tinggal itu, atapnya bersambung dengan atap beberapa rumah yang ada disampingnya. Hal ini memungkinkan sesorang pindah dari rumah pertama sampai terakhir dengan berjalan diatas atap rumah-rumah tersebut. Maka, dia pun naik ke atas atap masjid dan dari situ dia pindah kerumah sebelah. Di situ dia melihat orang-orang wanita, maka dia memalingkan pandangannya dan menjauh dari rumah itu. Lalu dia lihat rumah yang di sebelahnya lagi. Keadaannya sedang sepi dan dia mencium ada bau masakan berasal dari rumah itu. Rasa laparnya bangkit, seolah-olah bau masakan tersebut magnet yang menariknya.

Rumah-rumah dimasa itu banyak dibangun dengan satu lantai, maka dia melompat dari atap ke dalam serambi. Dalam sekejap dia sudah berada di dalam rumah dan dengan cepat dia masuk ke dapur lalu mengangkat tutup panci yang ada disitu. Dilihatnya sebuah terong besar dan sudah dimasak. Lalu dia ambil satu, karena rasa laparnya dia tidak lagi merasakan panasnya, digigitlah terong yang ada ditangannya dan saat itu dia mengunyah dan hendak menelannya, dia ingat dan timbul lagi kesadaran beragamanya. Langsung dia berkata, 'A'udzu billah! Aku adalah penuntut ilmu dan tinggal di mesjid , pantaskah aku masuk kerumah orang dan mencuri barang yang ada di dalamnya?' Dia merasa bahwa ini adalah kesalahn besar, lalu dia menyesal dan beristigfar kepada Allah, kemudian mengembalikan lagi terong yang ada ditangannya. Akhirnya dia pulang kembali ketempat semula. Lalu ia masuk kedalam masjid dan mendengarkan syaikh yang saat itu sedang mengajar. Karena terlalu lapar dia tidak dapat memahami apa yang dia dengar.

Ketika majlis itu selesai dan orang-orang sudah pulang, datanglah seorang perempuan yang menutup tubuhnya dengan hijab -saat itu memang tidak ada perempuan kecuali dia memakai hijab-, kemudian perempuan itu berbicara dengan syaikh. Sang pemuda tidak bisa mendengar apa yang sedang dibicarakannya. Akan tetapi, secara tiba-tiba syaikh itu melihat ke sekelilingnya. Tak tampak olehnya kecuali pemuda itu, dipanggilah ia dan syaikh itu bertanya, 'Apakah kamu sudah menikah?', dijawab, 'Belum,'. Syaikh itu bertanya lagi, 'Apakah kau ingin menikah?'. Pemuda itu diam. Syaikh mengulangi lagi pertanyaannya. Akhirnya pemuda itu angkat bicara, 'Ya Syaikh, demi Allah! Aku tidak punya uang untuk membeli roti, bagaimana aku akan menikah?'. Syaikh itu menjawab, 'Wanita ini datang membawa khabar, bahwa suaminya telah meninggal dan dia adalah orang asing di kota ini. Di sini bahkan di dunia ini dia tidak mempunyai siapa-siapa kecuali seorang paman yang sudah tua dan miskin', kata syaikh itu sambil menunjuk seorang laki-laki yang duduk di pojokkan. Syaikh itu melanjutkan pembicaraannya, 'Dan wanita ini telah mewarisi rumah suaminya dan hasil penghidupannya. Sekarang, dia ingin seorang laki-laki yang mau menikahinya, agar dia tidak sendirian dan mungkin diganggu orang. Maukah kau menikah dengannya? Pemuda itu menjawab 'Ya'. Kemudian Syaikh bertanya kepada wanita itu, 'Apakah engkau mau menerimanya sebagai suamimu?', ia menjawab 'Ya'. Maka Syaikh itu mendatangkan pamannya dan dua orang saksi kemudian melangsungkan akad nikah dan membayarkan mahar untuk muridnya itu. Kemudian syaikh itu berkata, 'peganglah tangan isterimu!' Dipeganglah tangan isterinya dan sang isteri membawanya kerumahnya. Setelah keduanya masuk kedalam rumah, sang isteri membuka kain yang menutupi wajahnya. Tampaklah oleh pemuda itu, bahwa dia adalah seorang wanita yang masih muda dan cantik. Rupanya pemuda itu sadar bahwa rumah itu adalah rumah yang tadi telah ia masuki.

Sang isteri bertanya, 'Kau ingin makan?' 'Ya' jawabnya. Lalu dia membuka tutup panci didapurnya. Saat melihat buah terong didalamnya dia berkata: 'heran siapa yang masuk kerumah dan menggigit terong ini?!'. Maka pemuda itu menangis dan menceritakan kisahnya. Isterinya berkomentar, 'Ini adalah buah dari sifat amanah, kau jaga kehormatanmu dan kau tinggalkan terong yang haram itu, lalu Allah berikan rumah ini semuanya berikut pemiliknya dalam keadaan halal. Barang siapa yang meninggalkan sesuatu ikhlas karena Allah, maka akan Allah ganti dengan yang lebih baik dari itu.

Diceritakan oleh : Syaikh Ali Ath-Thanthawi
Oleh :
Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

Jujur Pada Pasangan ITU MUDAH

Saling Jujur dengan Pasangan, Tak Sulit
Kunci dari hubungan langgeng adalah kepercayaan. Namun, ketika sekali Anda atau pasangan berlaku tidak jujur, rasa percaya satu sama lain bisa luntur. Akibatnya, hubungan Anda berdua terancam berantakan.

Namun, jika hal itu sudah terjadi bukan berarti Anda berdua tak bisa lagi membangun kepercayaan. Untuk bisa saling jujur memang butuh kesabaran, usaha, dan waktu, tapi mudah, kok. Ini langkah-langkahnya:

Langkah 1
Putuskan bersama bahwa Anda dan pasangan ingin mempertahankan hubungan. Anda tidak bisa berharap untuk berhasil jika hanya salah satu dari Anda bersedia untuk mencoba. Apapun masalahnya, resolusi akan membutuhkan dedikasi dan upaya yang tulus dari Anda berdua.

Langkah 2
Terbuka dan jujur. Selalu jujur dengan pasangan adalah hal terbaik. Terkadang kebenaran memang menyakitkan, tapi bersembunyi di balik kebohongan hanya membuat masalah makin buruk. Jika pasangan berkata jujur, hargai usahanya. Anda akan memiliki kesempatan lebih baik untuk menyelamatkan hubungan jika Anda berdua bisa saling terbuka.

Langkah 3
Jaga komitmen Anda. Ini terutama penting jika terjadi pelanggaran kepercayaan di masa lalu. Anda harus melakukan segala upaya untuk menunjukkan pada pasangan bahwa dia tidak memiliki alasan untuk mengulang meragukan ketulusan Anda. Mulailah dengan menjaga perkataan Anda, dan menghujani pasangan dengan perhatian, seperti dikutip dari Fixrelationshipreports.com.

Langkah 4
Hindari melontarkan keluhan. Jika Anda berada di pihak yang dikhianati, wajar bila ingin melindungi perasaan. Namun, untuk sepenuhnya kembali membangun kepercayaan antara Anda dan pasangan, Anda harus belajar untuk melepaskan rasa sakit hati dan memaafkan kesalahannya.

Jumat, 16 April 2010

Adab Menegur orang yg salah

Jika anda mendengar seorang berbuat salah dalam suatu permasalahan, hendaknya jangan cepat2 memvonisnya. Sebaiknya anda melakukan klarifikasi ( tabayun ) kepada yang bersangkutan. Jika memungkinkan, tanyakan kepadanya maksud dari perbuatan itu; apakah benar apa yg dituduhkan kepadanya itu ? Apakah ia akan mengulangi kesalahannya atau tidak ?
Hal ini dilakukan jika permasalahan tersebut adalah permasalahan w yang telah di ijma' atau ada nash-nya yang shohih dan jelas. Namun jika permasalahan tersebut termasuk permasalahan yg masih diperdebatkan, jangan memperlakukan dengan kasar. Karena, di dalam permasalahan tersebut ada kelonggaran dan para salaf sebelumnya telah berselisih. ( 'Aidh al qarni )

semoga bermanfaat.

Dimanakah iman kita...?

Dalam bermasyarakat kita pasti akan mendapati tindakan yg berbeda-beda yaitu ada yg baik dan buruk..salah satu yg buruk adalah kemungkaran, apabila kita kaitkan dengan keimanan, maka untuk masalah menyikapi kemungkaran yang kita lihat, dikatakan dalam sebuah hadis nabi..
" Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak sanggup, maka dengan lisanya, jika tidak sanggup maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman". imam muslim.
Nah disini saya ingin menyoroti yg ketiga yaitu dengan hati, yg dikatakan selemah2nya iman, jadi apabila seorang muslim cuek ataupun tidak peduli dengan kemungkaran, atau tidak ada unsur penolakan dalam hatinya, maka yg demikian itu ia masih punya iman, karena dikatakan dan ini adalah selemah2nya iman berarti tidak ada tingkatan dibawahnya lagi.
Untuk itu marilah kita berusaha mencegah kemungkaran, minimal kita membencinya di hati. wallahu alam.

mari berkarya demi kejayaan islam.

Rasa Malu

Rasa malu perlu dimiliki oleh setiap muslimin, kenapa ?.'' karena kalau tidak memiliki malu, pastilah dia berbuat semaunya, tanpa menyadari siapa dirinya.
Dalam hal ini, kira2 malu apakah yg harus dimiliki setiap muslim, yaitu malu kepada allah, malu apabila kita tidak taat padanya, seperti mengabaikan perintahnya, mengerjakan larangan, dalam hal malu ini, dalam sebuah hadis, nabi muhammad saw .
'' Sesungguhnya apa yg telah didapatkan oleh manusia dari perkataan kenabian yg pertama ialah jika engkau tidak malu maka berbuatlah sekehandakmu". imam bukhori.

mari berkarya demi kejayaan islam.

Alquran, sekarang ini...

Al- quran, mengapa sekarang sudah banyak orang yg melupakannya, mengabaikanya, bahkan menghinanya. Kita adalah umat islam, yang mempunyai 2 pegangan hidup yaitu alquran dan alhadis. Permasalahan sekarang apakah kita bener2 umat islam, tp mengapa kita enggan melantunkan alquran, kita enggan mempelajarinya, kita enggan mempelajarinya, apakah kita tidak ingat hadis nabi
'' sebaik2 kalian adalah yg mempelajari quran dan mengajarkannya''
dan jg.
'' bacalah alquran karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat, untuk memberikan syafaat kepada pembacanya''
Kenapa kita harus mempelajari alquran...? ''karena alquran adalah buku panduan untuk kita hidup di dunia ini, agar kita tidak tersesat dalam kegelapan, nabi pernah bersabda.
' telah aku tinggalkan 2 perkara, yg kamu tidak akan sesat selamanya apabila berpegang teguh pada keduanya, dia adalah alquran dan alhadis''.
Jadi jelas kalau kita berpegang pada keduanya pasti akan selamat, di jamin. Untuk itu marilah kita menggiatkan diri untuk mempelajari, mengajarkan,mentadaburi, membacanya agar kita selamat dari neraka dan sukses meraih syurga....amin. Semoga bermanfaat, jika terdapat kesalahan mohon dibenarkan, saya hanya bisa berucap ALLAHUMMAGHFIRLII.,..

Apakah Mahrom itu???

Banyak sekali hukum tentang pergaulan wanita muslimah yang berkaitan
erat dengan masalah mahrom, seperti hukum safar, kholwat (berdua-duaan), pernikahan, perwalian dan lain-lain. Ironisnya, masih banyak dari kalangan kaum muslimin yang tidak memahaminya, bahkan mengucapkan istilahnya saja masih salah, misalkan mereka menyebut dengan "Muhrim" padahal muhrim itu artinya adalah orang yang sedang berihrom untuk haji atau umroh. Dari sinilah, maka kami mengangkat
masalah ini agar menjadi bashiroh (pelita) bagi umat. Wallahu Al Muwaffiq.
DEFINISI MAHROM
Berkata Imam Ibnu Qudamah rahimahullah, "Mahrom adalah semua orang yang haram untuk dinikahi selama-lamanya karena seba nasab, persusuan dan pernikahan." (Al-Mughni /555)

Berkata Imam Ibnu Atsir rahimahullah, " Mahrom adalah orang-orang yang haram untuk dinikahi selama-lamanya seperti bapak, anak, saudara, paman, dan lain-lain". ( An-Nihayah 1/373)

Berkata Syaikh Sholeh Al-Fauzan, " Mahrom wanita adalah suaminya dan semua orang yang haram dinikahi selama-lamanya karena sebab nasab seperti bapak, anak, dan saudaranya, atau dari sebab-sebab mubah yang lain seperti saudara sepersusuannya, ayah atau pun anak tirinya". (Tanbihat 'ala Ahkam Takhtashu bil mu'minat hal; 67)

MACAM-MACAM MAHROM
Dari pengertian di atas, amak mahrom itu terbagi menjadi tiga macam.
A. Mahrom karena nasab (keluarga)
Mahrom dari nasab adalah yang disebutkan oleh Allah Ta'ala dalam surat An-Nur 31:
"Katakanlah kepada wanita yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka,..."

Para ulama' tafsir menjelaskan: " Sesungguhnya lelaki yang merupakan mahrom bagi wanita adalah yang disebutkan dalam ayat ini, mereka adalah:
1. Ayah (Bapak-bapak)
Termasuk dalam katagori ayah (bapak) adalah kakek, baik dari bapak maupun ibu. Juga bapak-bapak merke ke atas. Adapun bapak angkat, maka dia tidak termasuk mahrom berdasarkan firman Allah Ta'ala;
"dan Allah tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu
.... "(Al-Ahzab: 4)
Dan berkata Imam Muhammad Amin Asy Syinqithi rahimahullah, "Difahami dari firman Allah Ta'ala " Dan istri anak kandungmu ..." (QS. An Nisa: 23) bahwa istri anak angkat tidak termasuk diharamkan, dan hal ini ditegaskan oleh Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 4, 37,40" (Adlwaul Bayan 1/232)
Adapun bapak tiri dan bapak mertua akan dibahas pada babnya.
2. Anak laki-laki
Termasuk dalam kategori anak laki-laki bagi wanita adalah: cucu, baik dari anak laki-laki maupun anak perempuan dan keturunan mereka.
Adapun anak angkat, maka dia tidak termasuk mahrom berdasarkan keterangan di atas. Dan tentang anak tiri dan anak menantu akan dibahas pada babnya.
3. Saudara laki-laki, baik sekandung, sebapak atau seibu saja.
4. Anak laki-laki saudara (keponakan), baik dari saudara laki-laki maupun perempuan dan anak keterunan mereka. (Lihat Tafsir Qurthubi 12/232-233)
5. Paman, baik dari baka atau pun dari ibu.
Berkata syaikh Abudl karim Ziadan;" Tidak diebutkan paman termasuk mahrom dalam ayat ini (An-Nur 31) dikarenakan kedudukan paman sama seperti kedudukan orang tua, bahkan kadang-kadang paman juga disebut sebagai bapak, Allah berfirman;
"Adakah kamu hadir ketika Ya'kub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya:"Apa yang kamu sembah sepeninggalku". Mereka menjawab:"Kami akan menyembah Tuhan-mu dan Tuhan bapak-bapakmu, Ibrahim, Isma'il, dan Ishaq, ...". (QS. 2:133)
Sedangkan Ismai'il adalah paman dari putra-putra Ya'qub. (lihat Al-Mufashal Fi Ahkamil Mar;ah 3/159)

Bahwasannya paman termasuk mahrom adalah pendapat jumhur ulama'. Hanya saja imam Sya'bi dan Ikrimah, keduanya berpendapat bahwa paman bukan termasuk mahrom karena tidak disebutkan dalam ayat (An-Nur 31), juga dikarenakan hukum paman mengikuti hukum anaknya." (Lihat afsir Ibnu Katsir 3/267, Tafsir Fathul Qodir 4/24, dan Tafsir Qurthubi 12/155)

B. Mahrom karena Persusuan
Pembahasan ini dibagai menjadi beberapa fasal sebagai berikut:
a. Definisi hubungan persusuan
Persusuan adalah masuknya air susu seorang wanita kepada anak kecil dengan syarat-syarat tertentu. (Al Mufashol Fi Ahkamin Nisa' 6/235)
Sedangkan persusuan yang menjadikan seseorang menjadi mahrom adalah lima kali persusuan pada hadits dari Aisyah radhiallahu 'anha,
"Termasuk yang di turunkan dalam Al-Qur'an bahwa sepuluh kali pesusuan dapat mengharamkan (pernikahan) kemudian dihapus dengan lima kali persusuan." (HR Muslim 2/1075/1452, Abu Daud 2/551/2062, tumudhi 3/456/1150 dan lainnya) Ini adalah pendapat yang rajih di antara seluruh pendapat para ulama'. (lihat Nailul Author 6/749, Raudloh Nadiyah 2/175)

b. Dalil hubungan mahrom dari hubungan persusuan.
Qur'an :
" ... juga ibu-ibumu yang menyusui kamu serta saudara perempuan sepersusuan ..." (QS An-Nisa' : 23)
Sunnah :
Dari Abdullah Ibnu Abbas radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda :
"Diharamkan dari persusuan apa-apa yang diharamkan dari nasab." (HR Bukhori /222/2645 dan lainnya)

c. Siapakah mahrom wanita sebab persusuan?
Mahrom dari sebab persusuan seperti mahrom dari nasab yaitu:
1. Bapak persusuan (Suami ibu susu)
Termasuk juga kakek persusuan yaitu bapak dari bapak atau ibu persusuan, juga bapak-bapak mereka di atas.
2. Anak laki-laki dari ibu susu
Termasuk di dalamnya adalah cucu dari anak susu baik laki-laki maupun perempuan. Juga anak keturunan mereka.
3. Saudara laki-laki sepersusuan, baik kandung maupun sebapak, atau seibu dulu.
4. Keponakan sepersusuan (anak saudara persusuan), bail persusuan laki-laki atau perempuan, juga keturuanan mereka
5. Paman persusuan (Saudara laki-laki bapak atau ibu susu)
(Lihat Al Mufashol 3/160 dengan beberapa tambahan)

C. Mahrom karena Mushoharoh
a. Definisi Mushoharoh
Berkata Imam Ibnu Atsir; " Shihr adalahmahrom karena pernikahan." (An Niyah 3/63)
Berkata Syaikh Abdul Karim Zaidan; " Mahrom wanita yang disebabkan mushoharoh adalah orang-orang yang haram menikah dengan wanita tersebut selam-lamanya seperti ibu tiri, menantu perempuan, mertua perempuan. (Lihat Syarah Muntahal Irodah 3/7)

b. Dalil mahrom sebab Mushaharoh
Firman Allah;
"dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,..(An-Nur 31)
"Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu,... (An-Nisa' 22)
"Diharamkan atas kamu (mengawini) ...ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isteri kamu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya;(dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu);,...(QS. 4:23)

c. Siapakah mahrom wanita dari sebab mushoharoh
Ada lima yakni :
1. Suami
Berkata Imam Ibnu Katsir ketika manafsirkan friman Allah Ta'ala surat An Nur 31:
" Adapun suami, maka semua ini (bolehnya menampakkan perhiasan, perintah menundukkan pandangan dari orang lain-pent-) memang diperuntukkan baginya. Mka seorang istri berbuat sesuatu untuk suaminya yang tidak dilakukannya dihadapan orang lain.: (Tafsir Ibnu Katsir 3/267)

2. Ayah mertua (Ayah suami)
Mencakup ayah suami datu bapak dari ayah dan ibu suami juga bapak-bapak mereka ke atas. (Lihat Tafsir sa'di hal 515, Tafsir Tahul Qodir 4/24 dan Al-Qurthubi 12/154)

3. Anak tiri (Anak suami dari istri lain)
Termasuk anak tiri adalah cucu tiri baik cucu dari anak tiri laki-laki maupun perempuan, begitu juga keturunan mereka (lihat Tafsir Tahul Qodir 4/24 dan Al-Qurthubi 12/154)

4. Ayah tiri (Suami ibu tapi bukan bapk kandungnya)
Maka haram bagi seorang wanita untuk dinikahi oleh ayah tirinya, kalau sudah berjima' dengan ibunya. Adapun kalau belum maka hal itu dibolehkan (lihat Tafsir Qurthubi 5/74)

5. Menantu laki-laki (Suami putri kandung) (lihat Al Mufashol 3/162)
Dan kemahroman ini terjadi sekedar putrinya di akadkan kepada suaminya. (Lihat TAfisr Ibnu Katsir 1/417)

Disalin dengan sedikit diringkas dari: Majalah "Al Furqon", Edisi 3
Th. II, Syawal 1423, hal 29

Panduan Sholat Lengkap

PANDUAN SHOLAT LENGKAP

Berwudhu

* Yang praktis dan mencukupi
* Yang sebaik-baiknya
* Hikmah-hikmahnya

Cara atau jalan untuk membina mental dan rohani sungguh banyak sekali. Jalan yang pasti ialah mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mengekalkannya yang disebut sebagai ibadah. Salah satu mata rantai ibadah itu adalah Wudhu'.

Kegunaan Air Wudhu

* Untuk segala macam solat hukumnya wajib.
* Untuk Thawaf di Ka'bah, thawaf apa saja, hukumnya wajib.
* Sewaktu hendak membaca Al-Qur'an hukumnya sunnat
* Sewaktu hendak tidur atau lain-lain perbuatan yang baik, hukumnya sunnat

Alat Yang Dipakai

Alat yang dipakai ialah air. Meskipun demikian, air yang digunakan untuk berwudhu' adalah air yang suci lagi menyucikan (pengertiannya?), iaitu: Air hujan, Air Sumur, Air Sungai, Air Laut, Air dari mata Air, Air Telaga, Air Danau, Air Ais, Air Ledeng.

Cara-caranya

Berniat dalam hati bahawa berwudhu' untuk..., lalu:

* Membasuh muka dengan air (cukup sekali asalkan merata ke seluruh muka)
* Basuhlan tangan hingga sampai dengan kedua siku (cukup sekali asal merata).
* Sapulah sebahagian kepala, cukup sekali saja
* Basuhlan kaki hingga sampai dengan kedua mata kaki (cukup sekali asal merata).

Bila dikerjakan seperti di atas, maka wudhu' sudah sah.

Berwudhu' yang lebih sempurna

Bila ingin berwudhu' lebih sempurna, yakni sempurna lahiriah dan sempurna pula dalam ganjaran, maka kerjakanlah tabahan-tambahannya dengan cara sebagai berikut:

1. Mulailah dengan mengucapkan Bismillaahir rahmaanir rahiim...

2. Menghadaplah kearah kiblat

3. Usahakanlah berwudhu' dengan tidak meminta bantuan orang lain, seperti menimba, dan sebagainya.

4. Basuhlah jari-jari tangan dengan menyelat-nyelatinya. Dan bagi jari yang bercincin, jam atau perhiasan yang dipakai di jari-jari lainnya, bukalah perhiasan tersebut agar air dapat merata membasahi seluruh jari-jari.

5. Berkumur-kumur.

6. Masukkanlah air ke dalam hidung, lalu keluarkanlah kembali (istinsyaq).

7. Gosoklah gigi untuk menghilangkan sisa makanan dan bau mulut yang kurang sedap.

8. Mulailah dengan anggota wudhu'yang sebelah kanan.

9. Ulangilah masing-masing sampai tiga kali (3X).

10. Ratakanlah air hingga membasahi seluruh anggota wudhu'

11. Ketika menyapu kepala, ratakan seluruhnya (letakkan ibu jari samping kiri dan kanan kepala, lalu putarlah telapak tangan dari depan ke belakang, kemudian kembali ke depan (cukup sekali).

12. Basuhlah telinga dengan memasukkan telunjuk ke lubang telinga, ibu jari dibelakang telinga.

13. Bila selesai berwudhu', hadapkan muka ke arah kiblat dan berdoalah dengan membaca:

Asyhadu an laa ilaaha illalaahu wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa Rasuuluh, Allahummaj'alnii minat tawwaa biinaa waj'alnii minal mutathahhiriin.

Aku bersaksi bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad itu adalah hamba-Nya dan rasul-Nya. Ya allah , masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku masuk ke dalam golongan orang-orang yang suci.

14. Lakukanlah solat sunnat wudhu' dua raka'at.

Hal-hal yang Membatalkan Wudhu'

1. Keluar sesuatu dari "dua pintu" belakang seperti buang angin (kentut), buang air besar atau kecil, haid atau nifas, dan sebaganya.

2. Hilang akal (kerana sakit, mabuk, gila dan sebagainya) .

3. Bersetubuh.


Tayammum

"Manakala seorang muslim atau mukmin itu berwudhu, lalu ia membasuh mukanya, maka keluarlah dari mukanya itu semua dosa yang dilihat oleh matanya bersama air atau bersama titisan yang terakhir dari air. Manakala ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah (terusir) semua dosa yang tersentuh oleh kedua tangannya bersama air atau bersama-sama dengan titisan terakhir dari air. Manakala ia membasuh kedua kakinya, maka sirnalah semua dosa yang pernah dijalani oleh kakinya bersama air atau bersama titisan air yang terakhir, sehingga keluar (selesailah) dalam keadaan bersih dari dosa-dosa." (Hr Imam Muslim dari Abu Hurairah).

Air Wudhu

Wudhu merupakan salah satu ibadah yang khas yang dapat dipakai untuk solat, thawaf, hendak tidur, jalan keluar rumah, serta memelihara jiwa dan raga dari berbagai cacat.

Wudhu dengan air bersih dan murni bererti meniti kosmetik tradisional dan anti biotik alamiah, kerana itu, Islam tidak membenarkan berwudhu dengan air musta'mal (air bekas dipakai), air buah-buahan, akar-akaran atau air yang sudah berubah sifat-sifatnya (warna, rasa dan baunya). Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahawa wudhu ialah membasuh muka, membasuh kedua tangan hingga dua siku, menyapu kepala, dan membasuh kaki hingga dua mata kaki yang diawali dengan niat dalam hati.

Almarhum Buya Hamka, melalui bukunya "Lembaga Hidup" menulis tentang wudhu sbb:

"Lima kali sekurang-kurangnya sehari semalam disuruh berwudhu dan solat. Dan meskipun wudhu belum lepas, sunnat pula memperbaharuinya. Oleh ahli tasawuf diterangkan pula hikmah wudhu itu. Mencuci muka, ertinya mencuci mata, hidung, mulut dan lidah, kalau-kalau tadinya berbuat dosa ketika melihat, berkata dan makan. Mencuci tangan dengan air, dalam hati dirasa seakan-akan membasuh tangan yang terlanjur berbuat salah. Membasuh kaki, dan lain-lain demikian pula. Mereka perbuat hikmat-hikmat itu, meskipun di dalam hadis dan dalil tidak bertemu, adalah supaya manusia jangan membersihkan lahirnya saja, padahal bathinnya masih tetap kotor. Hatinya masih khizit, loba, tamak, rakus, sehingga wudhunya lima kali sehari itu tidak berbekas diterima Allah, dan sembahyangnya tidak menjauhkan dari pada fahsya (keji) dan mungkar (dibenci)".

Penulis "Lembaga Hidup" sengaja merangkaikan keutamaan wudhu dengan masalah kesehatan badan dan kebersihannya, lalu dihubungkan dengan sabda Nabi Muhammad s.a.w Tulisnya:

"Bukan kita hidup mencari puji, bukan pula supaya kita paling atas di dalam segala hal. Meskipun itu tidak kita cari, kalau kita menjaga kebersihan, kita akan dihormati orang juga". Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w: "Perbaguslah pakaianmu, perbaiki tunggangan (kenderaan) mu, sehingga kamu laksana sebutir tahi lalat di tengah-tengah pipi, di dalam pergaulan dengan orang banyak".

Allah s.w.t. menurunkan wahyu, memberi hidayah penuntun rohani dan jasmani agar keduanya tetap berfungsi dan terpelihara.

Rasulullah s.a.w bersabda:

"Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. pernah pergi ke kuburan, lalu memberi salam : "Assalamu'alaikum Dara Qaumin (perkampungan orang mukmin) dan Insya Allah kami akan menyusul kemudian, saya ingin benar melihat-lihat saudaraku." Berkata sahabat: "Bukankah kami ini adalah saudaramu ya Rasulullah? "Ya, kamu adalah sahabatku, dan saudara-saudaraku yang belum datang kini." Sahabat kembali bertanya: "Bagaimanakah engkau dapat mengenal mereka yang belum datang kini dari ummatmu ya Rasulullah?" Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bagaimana pendapatmu jika seorang mempunyai kuda belang putih muka dan kakinya, ditengah-tengah kuda yang semuanya hitam, tidakkah mudah mengenal kudanya?" Para sahabat menjawab : "Benar Ya Rasulullah." "Maka itu ummatku nanti kelak pada hari kiamat bercahaya muka dan kakinya sebagai bekas wudhu, dan saya akan membimbing mereka itu ke Haudh (Telaga Syafa'at)"

Cahaya, Kebersihan dan Kehidupan

Dalam air wudhu yang sakral terdapat cahaya, kebersihan dan kehidupan. Air bekas (mus'tamal) atau tersadur najis, akan menjadi sumber penyakit, buruk bagi fisik, kimia, maupun biologis. Islam pun melarang berwudhu dengan air yang demikian. Air sebagai keperluan vital kehidupan. Al-Qur'an memberi penjelasan bahawa kehidupan dimulai dari air, seperti disebutkan dalam firmannya:

"Dan kami telah menciptakan segala sesuatu yang hidup itu dari air, apakah mereka belum mau juga beriman?" (Al-Anbiya:30).

Hal-hal Yang Tidak Membatalkan Wudhu

Banyak sekali perbuatan yang dikira orang membatalkan wudhu, padahal tidak. Misalnya, seorang pekerja yang berpalitan dengan oli dan minyak, mengira air wudhunya sudah rosak dan wudhunya batal, padahal tidak; sementara yang dianggap remeh ternyata justru membatalkan wudhunya. Beberapa hal yang tidak membatalkan wudhu antara lain:

1. Bersentuhan antara pria dan wanita, sudah dewasa, tanpa lapis, selama tidak mengandung niat yang nafsu dan tak senonoh. Dalam suatu hadis disebutkan:

"Aisyah r.a. berkata: Suatu malam aku kehilangan Rasulullah s.a.w. dari tempat tidurku, maka terabalah oleh telapak tanganku pada kedua telapak kakinya yang keduanya dalam keadaan berdiri; dan Rasulullah s.a.w. sedang sujud sambil membaca: Allaahumma innii a'udzu biridhaaka, min sakhatika, wa a'uudzu bimu' aafaatika min uquubatika, wa a'uudzu bika minka laa uhshiitsanaa'an 'alaika anta kamaa atsnayta 'alaa nafsika." (HR Muslim dan At Turmuzy).

Yang erti doanya: "Ya Allah, aku berlindung dengan ridhaMu dari murkaMu, berlindung dibawah naunganMu; ringkasnya aku berlindung kepadaMu daripadaMu. Tiada terhitung puja-pujiku untukMu. Engkau sebagaimana pujianMu atas diriMu sendiri."

"Aku tidur dihadapan Rasulullah s.a.w., sedang kakiku berada di arah kiblat. Maka apabila Ia sujud, dirabanya aku dan dipegangnya kakiku". Sementara dalam lafazh yang lain disebutkan :"Maka jika ia akan sujud, kakiku, dirabanya". (HR Bukhary dan Muslim, sumber Aisyah)

2. Keluar darah dari tempat yang lazim, seperti luka, bukan dari qubul atau dubur.

3. Kerana muntah

4. Kerana makan minum. Seperti disebutkan dalam hadits nabi:

"Manimunah r.a. berkata: "Rasulullah s.a.w. telah makan di rumahnya dengan panggangan kambing, kemudian Rasulullah s.a.w. langsung solat tanpa memperbaharui wudhu." (HR Bukhary dan Muslim).

5. Terkena segala jenis najis atau kotoran lainnya. Najis tidak menghilangkan wudhu', hanya dia cukup dibersihkan saja.

6. Tersentuh kemaluan tanpa maksud yang lain. Seperti disebutkan dalam hadis:

"Bahawa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah s.a.w. tentang orang yang menyentuh kemaluannya, apakah ia wajib berwudhu? Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak, dia adalah sebagian dari tubuhmu sendiri". (HR Lima Ahli Hadits)

Perosak Tayammum

Tayammum merupakan pengganti wudhu atau mandi. Kerana itu, ia boleh rosak atau batal apabila :

1. Langsung melihat air dan dapat menggunakannya (khusus bagi mereka yang bertayammum kerana tidak ada air).

2. Segala sesuatu yang membatalkan wudhu'.

Hal-hal lain yang perlu diketahui ialah:

1. Satu kali tayammum dapat digunakan untuk beberapa solat atau thawaf, baik yang wajib maupun yang sunat.

2. Apabila mendapatkan air, padahal solat sudah dikerjakan dengan tayammum, maka solatnya tidak perlu diulangi lagi.
Tatacara Shalat
Solat Wajib dan Praktiknya

* Syarat-syarat Sah Solat
* Praktik Solat
o Berdiri Tegak Lurus
o Takbiratul Ihram
o Do'a Iftitah
o Ta'awwudz
o Al Fatihah
o Ruku
o I'tidal
o Sujud Pertama
o Duduk di Antara dua sujud
o Sujud Kedua
o Berdiri Pada Rakaat Kedua
o Ruku di Rakaat Kedua
o Bangun dari Ruku
o Sujud Petama pada rakaat kedua
o Duduk diantara dua sujud di rakaat kedua
o Sujud Kedua pada rakaat kedua
o Duduk tahiyyat
o Memberi Salam


Syarat-syarat Sah Solat

Apabila kita sudah mempunyai air wudhu bererti kita sudah siap untuk mengerjakan solat. Kita boleh solat dimana saja asalkan di tempat suci. Suci disini maksudnya adalah tidak bernajis. Boleh menggunakan alas seperti sajadah atau apa saja yang bersih, sekalipun tidak memakai alas sama sekali, seperti di atas bumi. Meskipun demikian, yang penting dipersiapkan sebagai persyaratan shalat ialah:

1. Menutup aurat bagi lelaki iaitu antara pusat dengan lutut. Aurat wanita, seluruh badan, kecuali muka dan telapak tangan. Menutup aurat boleh dengan apa saja asal suci, tidak tembus pandang seperti plastik bening atau benda semacam lainnya.
2. Menghadap ke arah kiblat, yaitu Ka'bah di Makkah. Bila tidak memungkinkan, misalnya di atas kereta api, kapalterbang atau tak diketahui sama sekali, maka hadapkanlah wajah kita ke mana saja yang kita merasa condong bahawa itu adalah kiblat.
3. Harus mengetahui dengan yakin sudah berada dalam waktu solat yang hendak dikerjakan.
4. Yakin bahawa badan, pakaian, dan tempat solat suci dari najis.
5. Suci dari hadas besar dan hadas kecil.

Praktik Solat

Sesudah mempunyai air wudhu' dan siap untuk solat, maka kita segera dapat memulainya dengan urutan sebagai berikut.

Berdiri Tegak Lurus

Berdiri tegak lurus dengan menghadap ke arah kiblat, disertai dengan niat: "Aku solat...(zuhur, misalnya), wajib kerana Allah". "Usalli fardhu...(Zhuhrii), lillahii ta'ala"

Takbiratul Ihram

Takbiratul Ihram dilakukan dengan mengangkat kedua tangan sampai menyentuh telinga diiringi dengan membaca:

Allahhu Akbar (Allah Maha Besar) (1x)

Ucapan "Allahhu Akbar" disebut Takbiratul Ihram (hukumnya wajib) kemudian pada saat peralihan gerak atau sikap, sangat dianjurkan mengucapkan takbir "Allahhu Akbar". Yang perlu diperhatikan, apabila takbir dilakukan dalam keadaan berdiri, maka sebaiknya pengucapan takbir ini disertai dengan mengangkat kedua tangan seperti pada sikap takbiratul ihram. Dan apabila perpindahan gerak atau sikap terjadi dalam keadaan duduk, maka ucapan takbir tidak perlu disertai dengan mengangkat kedua tangan. Semua ucapan takbir dalam shalat hukumnya sunnat, kecuali takbir yang pertama yaitu takbiratul ihram.

Doa Iftitah

Selesai membaca takbiratul ihram, tangan langsung disedekapkan ke dada. Yang kanan menghimpit tangan kiri, pergelangan sejajar dengan pergelangan. Kemudian membaca doa iftitah (doa permulaan dan atau doa pembuka) yaitu:

Innii wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal ardha haniifan musliman wamaa ana minal musyrikiin. Inna salaati wa nusukii wa mahyaayaa wa mamaatii lillaahi rabbil 'aalamiin. Laa syariikalahu wa bizdaalika umirtu wa ana minal muslimin.

Aku hadapkan wajahku kepada Allah yang menjadikan langit dan bumi, dengan keadaan suci lagi berserah diri; dan aku bukanlah dari golongan orang-orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku hanya semata-mata bagi Allah, Tuhan Semesta alam. Tidak ada sekutu baginya, demikian akau diperintahkan, dan aku adalah termasuk kedalam golongan orang-orang yang berserah diri.

Membaca do'a iftitah hukumnya sunnat. (Selain doa tersebut di atas, masih ada doa'a-do'a iftitah yang lain yang biasa juga dibaca oleh Rasulullah s.a.w.).

Ta'awwudz

Selesai membaca do'a iftitah, lalu membaca "ta'awwudz". Bacaan t'awwudz hukumnya sunnat. Lafazhnya yaitu:

A'uudzu billaahi minasy syaithaanir rajiim

Aku berlinding kepada Allah dari kejahatan setan yang terkutuk.

Al Fatihah

Seudah ta'awwudz, lalu membaca surah Al Fatihah. membaca surah Al Fatihah pada setiap rakaat solat (wajib/sunnah) hukumnya wajib.

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Alhamdulillaahi rabbil'aalamin Arahmaanirrahiim Maaliki yawmiddiin Iyyaaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin Ihdinash shiraathal mustaqiim Shirathal ladziina an'amta alaihim gahiril maghdhuubi'alaihin waladh dhaalliin Aaamiin



Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah yang memelihara sekalian Alam Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Yang merajai hari pembalasan Hanya kepada-Mu kami meyembah dan hanya kepada-Mu saja kami mohon pertolongan Tunjukilah kami jalan yang lurus Jalan mereka yang Engkau beri ni'mat, bukan jalan mereka yang engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Kabulkanlah permohonan kami,ya Allah!

Sesudah membaca Al Fatihah pada rakaat pertama dan kedua pada solat wajib, kita disunnatkan membaca surah-surah atau ayat yang lain. Pada rakaat selanjutnya yaitu ketiga dan/atau keempat, kita hanya diwajibkan membaca Al Fatihah saja, sedangkan pembacaan surah atau ayat lainnya tidak diwajibkan. Surah-surah atau ayat-ayat Al Quran yang diinginkan dapat saja kita pilih diantara sekian banyak surah dari Al Quran. Sebaiknya usahakanlah tetap membaca surah atau beberapa ayat Al Quran sesudah al Fatihah pada rakaat pertama dan kedua (pada solat wajib) misalnya:

Wal ashri innal insaana lafii khusrin illaladziina 'aamanu wa'amilus shaalihaati watawaashaw bil haqqi watawaashaw bis shabri (QS)

"Demi waktu. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang beriman dan beramal saleh serta mereka yang berwasiat pada jalan kebenaran dan mereka yang berwasiat pada ketabahan."

Ruku

Di dalam ruku membaca :

1. Subhaana rabbiyal azhim (3x) ("Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung")

atau

2. Subhaanakallahumma rabbanaa wa bihamdika allaahummaghfirlii ("Maha suci Engkau ya Allah, ya Tuhan Kami, dengan memuji Engkau ya Allah, ampunilah aku")

*Boleh dipilih salah satu di antara kedua do'a tersebut.

I'tidal

I'tidal atau bangun dari ruku seraya mengangkat kedua tangan membaca:

Sami'allaahu liman hamidah. Rabaanaa walakal hamdu. (Maha mendengar Allah akan pujian orang yang memuji-Nya. Ya Tuhan kami, untuk-Mu lah segala puji.")

Bagi orang yang telah lancar bacaannya, maka pujian bangun dari ruku dapat diperpanjang dengan:

"Mil-ussamaawaati wa mil ul ardhi wa mil-umaa syi'ta min sya-in ba'du" (Untuk-Mu lah segala puji sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki.)

Sujud Pertama

Bacaan dalam sujud:

Subhaana rabbiyal a'la (3x) (Mahasuci Tuhanku Yang Maha Tinggi_

Atau boleh juga membaca pujian seperti pujian No. 2 dalam ruku yaitu:

Subhaanakallaahumma rabbanaa wa bihamdika Allaahummaghfirlii (Mahasuci Engkau ya Allah, ya Tuhan kami, dengan memuji Engkau ya Allah, ampunilah aku)

Duduk Diantara Dua Sujud

Ketika duduk diantara dua sujud membaca:

Allaahummaghfirlii, warhamnii, wajburnii, wahdinii, warzuqnii (Ya Allah, ampunilah hamba, kasihanilah hamba, cukupilah hamba, tunjukilah hamba, dan berilah hamba rizki.)

Atau boleh juga membaca:

Rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warfa'nii, warzuqnii, wahdinii, wa'afinii, wa'fu'annii. (Wahai Tuhanku, ampunilah aku, rahmatilah aku, cukupilah aku, angkatlah derajatku, ber rizqilah aku, tunjukilah aku, sehatkanlah aku, dan maafkanlah segala kesalahanku.)

[ kembali ke atas ]

Sujud Kedua

Bacaan dalam sujud kedua, sama dengan bacaan dalam sujud pertama yaitu:

Subhaana rabbiyal a'la (3x)(Mahasuci Tuhanku yang Maha Tinggi)

Bacaan-bacaan dalam ruku, i'tidal, sujud, dan ketika duduk diantara dua sujud dalam solat, semuanya sunat (tidak wajib) yang amat dianjurkan.

Berdiri Pada Rakaat Kedua

Sikap berdiri pada rakaat kedua sama dengan sikap berdiri pada rakaat pertama, yaitu dengan bersedekap tangan ke dada, yang kanan di atas yang kiri.

Mulai dengan membaca ta'awwudz:

A'uudzu billaahi minasy syaithaanirrajiim (Aku berlindung kepada Allah dari kejahatan syaithan yang terkutuk.)

Kemudian diteruskan dengan membaca surah Al-Fatihah.

Sesudah membaca Al-Fatihah, kembali pada rakaat kedua ini dianjurkan untuk membaca pula satu surah atau beberapa surah atau ayat-ayat suci Al Quran. Kemudian kembali melakukan ruku.

Ruku di Rakaat Kedua

Sikap dan bacaan ruku di rakaat kedua ini sama dengan sikap dan bacaan pada ruku di rakaat pertama.

Bangun dari Ruku

Sama dengan I'tidal pada rakaat pertama, bangkit serta mengangkat kedua tangan seraya membaca do'a i'tidal.

Sujud Pertama pada Rakaat Kedua

Bacaan di dalam sujud ini sama dengan bacaan pada sujud di rakaat pertama.

Duduk Diantara Dua Sujud

Bacaan doa ketika duduk diantara dua sujud pada rakaat kedua sama dengan bacaan pada rakaat pertama.

Sujud Kedua Pada Rakaat Kedua

Sikap dan bacaan pada sujud kedua pada rakaat kedua sama juga dengan sikap dan bacaan pada sujud-sujud sebelumnya.

Duduk Tahiyyat

Sikap duduk pada tahiyyat pertama (Tawarruk, keadaannya sama ketika duduk antara dua sujud menduduki kaki kiri, sedang kaki kanan tegak dengan jarijari kaki menghadap kiblat). Lain dengan sikap duduk pada tahiyyat kedua atau tahiyyat akhir (ifti-rasy, kaki kanan ditegakkan dengan jari-jari kaki menghadap ke arah kiblat).

Bacaan ketika tahiyyat ialah:

At tahiyyaatu lillaah, wash shalawaatu waththayibaatu

Semoga kehormatan untuk Allah, begitu pula segala do'a dan semua yang baik-baik.

Assalaamu'alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullaahi wa barakaatuh

Salam sejahtera untukmu wahai para Nabi, dan rahmat Allah serta barakah-Nya.

Assalaamu'alainaa wa'ala ibaadillahis shaalihiin

Salam sejahtera untuk kami dan untuk para hamba Allah yang saleh

Asyhadu anlaa ilaaha illallaah, wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa rasuuluh

Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya

Contoh di atas adalah praktek solat subuh 2 rakaat. Bila Anda solat Maghrib 3 rakaat, maka bacaan tahiyyat pertama rakaat kedua cukup samapai pada "Allaahumma shalli 'alaa Muhammad" dan akhir rakaat ketiga bacaan tahiyyat dibaca dengan sempurna samapi "hamiidun majiid". Setelah itu memberi salam.

Bila anda solat 4 rakaat, yaitu Zohur, Ashar, atau Isya, maka akhir rakaat kedua persis sama dengan akhir rakaat kedua solat Maghrib. Pada akhir rakaat ketiga, tak ada tahiyyat, dan pada akhir rakaat keempat barulah anda sempurnakan bacaan tahiyyat hingga "hamiidun majiid", lalu memberi salam sebagai akhir dari shalat.

Allaahumma shalli 'alaa Muhammadin wa'alaa aali Muhammadin, kamaa shallaita 'alaa Ibraahim wa'alaa aali Ibrahim, wa baarik 'alaa Muhammadin, kama baarakta 'alaa Ibrahiima wa'alaa aali Ibraahima, fil 'aalamiina innaka hamiidun majiid.

Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim, dan berilah berkat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau memberi berkat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha terpuji lagi Maha Mulia.

Memberi Salam

Menoleh ke kanan dan ke kiri. Setelah selesai tahiyyat, anda memberi salam dengan membaca:

Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh (Salam sejahtera untukmu, rahmat Allah dan berkat-Nya.)

Sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.

Perhatian:

Ketika membaca tasyahhud (asyhadu..) dalam tahiyyat, telunjuk kanan digerakkan ke atas bagai meyakinkan bahawa Allah itu hanya Esa.
Solat Jama & Sholat Qasar
Solat Jama

Yang dimaksud dengan solat Jama adalah penggabungan dua waktu solat dan dikerjakan dalam satu waktu, misalnya solat Zhuhur dengan Ashar dan Maghrib dengan Isya.

Bila solat Zuhur dikerjakan bersama-sama dengan Ashar di waktu Ashar, maka dinamakan Jama Ta'khir. Sebaliknya bila solat Ashar dikerjakan bersama-sama dengan Zuhur di waktu Zuhur disebut Jama Taqdin. Demikian juga bila solat Maghrib dan Isya dikerjakan bersama-sama pada waktu Maghrib, ia disebut Jama Taqdim, sebaliknya solat Maghrib dengan Isya dikerjakan bersama-sama pada waktu Isya, ia dinamakan Jama Ta'khir.

Zuhur, Ashar, Isya dan Maghrib, rakaatnya tetap, 4,4,4, dan 3. Dalam solat Jama' baik yang taqdim maupun takhir, maka solat yang didahulukan mengerjakannya adalah solat yang lebih dulu waktunya. Jadi, bila selesai dengan shalat Zuhur, harus dilanjutkan dengan solat Ashar; begitu pula dengan solat Maghrib dan Isya.

Solat Jama boleh dikerjakan oleh orang-orang yang:

* Kerana dalam perjalanan atau musafir, iaitu sejak ia berangkat hingga kembali ke kampung
* Kerana sedang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat yang betul-betul sulit ditinggalkan.
* Ataupun sebab-sebab lain yang seseorang tidak mampu menunaikan solat tersebut tepat pada waktunya.

Harus ada niat dalam hati bahawa ia mengerjakan solat Jama'.

Shalat Qasar

Yang dimaksud dengan solat Qashar ialah mengerjakan solat yang empat rakaat menjadi 2 rakaat sahaja, yakni solat Zhuhur, Ashar, dan Isya. Dalam Al Quran disebutkan:

"Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kamu mengqashar shalatmu jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu". (An Nisa 101).

Diriwayatkan oleh Ahmad, Muslim, dan Abu Dawud dari Yahya bin Mazid r.a. katanya:

"Saya telah bertanya kepada Anas tentang mengqashar shalat. Jawabnya: Rasulullah s.a.w. "Apabila ia berjalan jauh 3 mil atau 33 farskah (25,92 km), maka beliau solat dua rakaat"


Dalam keterangan lain disebutkan bahwa Umar r.a. bertanya kepada Rasulullah s.a.w. :"Apakah halnya kita, sedangkan kita telah aman".

Rasulullah s.a.w. menjawab: "Itu adalah sadakah yang diberikan Allah s.w.t. kepada kamu, maka terimalah sedekahnya itu" (HR Ja'la bin Umayyah)

Solat Qashar boleh dikerjakan oleh seseorang yang tengah berpergian (musafir) baik dalam keadaan aman, maupun dalam keadaan ketakutan; baik perjalanan wajib atau biasa, asalkan perjalanan yang bukan maksiat. Dalam perjalanan Haji, menuntut ilmu, berdagang, mengunjungi sahabat dan lain-lain, halal untuk
mengqasharkan solat.

Adapun solat qashar saja, maupun qasahar dan jama' yang dilakukan seseorang selama masa perjalanan, maka setelah ia tiba dirumah kembali, solatnya tidak perlu diulangi.

Seorang musafir, boleh mengerjakan jama' dan qashar sekaligus. Bila ingin mengerjakan jama, dan qashar, jika ingin azan, maka azannya cukup satu kali saja dan iqamahnya dua kali. Caranya, mula-mula azan, lalu iqamah dan solat. Bila telah selesai ia iqamah sekali lagi untuk solat berikutnya. Solat qashar adalah
bagian dari ketetapan agama Islam.

Boleh jama' di dalam negeri

"Telah berkata Ibnu Abbas: Rasulullah s.a.w. pernah sembahyang jama' antara Zuhur dan Ashar, dan antara Maghrib dan Isya, bukan diwaktu ketakutan dan bukan di dalam pelayaran (safa). Lantas ada orang bertanya kepada Ibnu Abbas: "Mengapa Rasulullah s.a.w. berbuat begitu? Ia menjawab: "Rasulullah s.a.w. berbuat begitu kerana tidak mahu memberatkan seorangpun daripada umatnya". (HR Imam Muslim)

Boleh Seketika, Tetapi Bukan Leluasa

Bila anda berpergian sebelum tergelincir matahari (yaitu sebelum Zuhur dan ternyata Zuhur tidak dapat dikerjakan pada waktunya kerana ada kerumitan atau halangan yang susah dielakkan), maka Zuhur dapat dikerjakan pada waktu Ashar, bersama-sama dengan solat Ashar. Bila anda keluar sesudah tergelincir matahari, yakni sudah dalam Zuhur, sedangkan anda sendiri memperkirakan tidak mungkin ada kesempatan untuk mengerjakan solat Ashar tepat pada waktunya, maka Ashar dapat anda kerjakan bersama-sama solat Zuhur di waktu Zuhur itu juga, demikian halnya dengan solat Maghrib dan Isya.

Yang Penting Niat

Bagi seorang yang betul-betul sibuk dengan tugas yang tidak dapat ditinggalkan (atau bila ditinggalkan dapat merosak), maka baginya ada keizinan/keringanan untuk mengerjakan solat jama' (Zuhur dengan Ashar di waktu Zuhur atau Zuhur dengan Ashar di waktu Ashar. Begitu juga Maghrib dengan Isya, sekali pun ia berada di dalam kota atau negeri. Tetapi, cara yang demikian bukanlah untuk dijadikan kebiasaan, namun dibenarkan bagi yang memang memerlukan, baik dalam solat atau diluar solat.

Pada waktu sujud dianjurkan membaca:

Sajada wajhiya lilladzii khalaqahu wasyaqqa sam'ahu wabasharahu bihawlihi waquwwatihi. (Aku bersujud kepada Allah yang menciptakannya, memberikan pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan dan kekuatan-Nya)

Catatan:

Bila diluar solat, pembacaan ayat yang ditentukan melakukan sujud tilawah, maka pendengar (menyaksikan) dianjurkan ikut bersujud; bila mereka tidak ikut bersujud, maka tidak akan berdosa.

Bila dalam solat jamaah, Imam bersujud tilawah, maka makmum wajib ikut bersujud, bila makmum tidak bersujud, maka gugurlah kedudukannya sebagai anggota solat berjamaah.
Solat Berjamaah
Solat berjamaah adalah solat yang dilakukan secara bersama, dipimpin oleh yang ditunjuk sebagai imamnya. Solat-solat yang bisa dikerjakan berjamaah adalah:

1. Solat Lima Waktu: Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya
2. Solat Jum'at
3. Solat Tarawih
4. Solat Ied Fitri dan 'Idul Adha
5. Solat Jenazah
6. Solat Istisqa (Minta Hujan)
7. Solat Gerhana Bulan dan Matahari
8. Solat Witir

Cara Melakukan

Berniat dalam hati bahawa ia menjadi makmum atau iman. Adapun seseorang yang pada mulanya solat sendirian, kemudian ada orang lain yang mengikuti di belakangnya, baginya tidak dituntut sebagai imam.

Makmum tidak dibenarkan mendahului imam, baik tempat berdirinya maupun gerakannya selama solat berjama'ah berlangsung. Makmum diharuskan mengikuti sikap/gerak imam, tidak boleh terlambat apa lagi sampai tertinggal hingga dua rukun solat.

Apabila makmum menyalahi gerakan imam (sengaja tidak mengikutinya) maka putuslah arti jama'ah baginya; dan ia disebut mufarriq.

Antara imam dan makmum harus berada dalam satu tempat yang tidak terputus oleh sungai atau tembok mati kerana itu berjamaah melalui radio atau seumpamanya dalam jarak jauh, tidak memenuhi syarat berjamaah.

Imam hendaklah orang yang berdiri sendiri, bukan orang yang sedang makmum kepada orang lain. Selain itu, imam hendaklah seorang laki-laki. Perempuan hanya dibenarkan menjadi imam sesama perempuan dan anak-anak.

Solat berjamaah hukumnya sunnah muakkad yaitu sunnat yang sangat dianjurkan. Perbedaan nilai solat berjamaah, 27 kali lebih baik daripada solat sendirian (munfarid). Solat berjamaah paling sedikit adalah adanya seorang imam dan seorang makmum.

Bila seseorang terlambat mengikuti solat berjamaah, hendaklah ia segera melakukan takbiratul ihram, lalu berbuat mengikuti imam sebagaimana adanya. Bila imam sedang duduk, hendaklah ia duduk, bila iamam sedang sujud iapun harus sujud; demikian seterusnya. Apabila imam sudah memberi salam, hendaklah ia bangun kembali untuk menambah kekurangan raka'at yang tertinggal dan kerjakanlah hingga raka'atnya memenuhi.

Ukuran satu rakaat solat ialah ruku'. Bila seseorang mendapatkan imam ruku dan dapat mengikutinya dengan baik, maka ia mendapatkan satu rakaat bersama imam.

Rasulullah s a.w. bersabda: "Apabila seseorang di antara kamu mendatangi shalat, padahal imam sedang berada daam suatu sikap tertentu, maka hendaklah ia berbuat seperti apa yang sedang dilakukan oleh imam". (HR Turmudzi dan Ali r.a. )

Hikmah Berjamaah

Solat berjamah mengandung faedah dan manfaat yang bervariasi sesuai dengan kepentingan umat dan zaman. Melalui jamaah, silaturahmi antar umat, disiplin, dan berita-berita kebajikan dapan dikembangkan dan disebarkan luaskan.

Rasulullah s a.w. bersabda: Solat berjamaah itu lebih utama nilainya dari solat sendirian, sebanyak dua puluh tujuh derajat" (HR Bukhari dan Muslim).

Imam (Ikutan)

Imam adalah ikutan, demikian pengertiannya. Untuk menjadi seorang imam diperlukan beberapa persyaratan yang mengikat. Misalnya memiliki usia yang lebih tua atau dituakan, memiliki pengetahuan tentang Al Quran dan hadits Rasulullah s a.w., memiliki keindahan bacaan dengan ucapan yang fasih (kalau di zaman Rasulullah s a.w., peribadi-peribadi yang lebih dahulu hijrah diperhatikan untuk menjadi imam.

Kerana imam adalah ikutan, maka pemilihan pribadi amat diperhatikan. Pro dan kontra yang berlebihan atas seseorang imam kerana dosa besarnya yang menonjol, pasti akan membubarkan jamaah. Adapun dalam kesalahan umum, maka semua manusia tidak suci dari dosa. Seorang yang biasa menjadi imam, maka tidak ada salahnya untuk sewaktu-waktu ia berada di belakang imam yang lain. Walau dia sendiri mungkin lebih baik dari imam yang bersangkutan.

"Dari Abdullah bin Masud, dia berkata: Rasulullah s a.w. bersabda: "Menjadi Imam dari suatu kaum ialah mana yang lebih baik bacaan Al Qur'annya. Bila semuanya sama bagusnya, hendaklah imamkan mana yang paling alim (banyak tahu) akan sunnah Rasul. Kalau semuanya sama alim tentang sunnah Rasul, maka dahulukan mereka yang lebih dulu hijrah. Kalau mereka sama dahulu hijrah, maka iammkanlah mereka yang lebih tua usianya" (HR Imam Ahmad dan Muslim, dari Abdullah bin Mas'ud).

"Kalau mereka ada bertiga, hendaklah diimamkan seorang. Yang lebih berhak menjadi imam ialah yang lebih banyak bacan (tahu tentang bacaan Al Qur'annya)". (HR Imam Muslim, Ahmad dan Nasa'i dengan sumber Abi Said Al-Khudry).

"Tidaklah halal bagi seorang mukmin yang imam kepada Allah s.w.t. dan hari akhir yang mengimami sesuatu kaum kecuali atas izin kaum itu. Dan janganlah ia mengkhususkan satu do'a untuk dirinya sendiri dengan meninggalkan mereka. Kalau ia berbuat demikian, berkhianatlah ia kepada mereka". (HR Abu Daud dari Abu Hurairah)

Keadaan Shaf

Solat salah satu ibadah yang menghubungkan peribadi kepada Allah s.w.t., dan juga mengatur hubungan sesama manusia. Solat yang baik mendatangkan tamsil yang indah dan berguna.

Shaf yang baik akan menghemat tempat, merapikan barisan dan kesatuan jamaah serta mendatangkan nilai tambah bagi ibadah itu sendiri, bahkan menjadi cermin disiplin kehidupan dan pergaulan.

Rasulullah s a.w. bersabda: "Aturlah shaf-shaf kamu dan dapatkanlah jarak antaranya, ratakanlah dengan tengkuk-tengkuk". (HR Imam Abu Dawud dan An Nasa'i disahihkan Ibnu Hibban dari Anan).

Sering orang mengira bahawa shaf yang baik adalah shaf yang dilakukan secara santai-lapang. Tidaklah demikian sebenarnya.

Untuk Shaf yang Baru

Bila shaf terisi penuh, maka mulailah dengan shaf yang baru dari arah sebelah kanan. Bila yang terbelakang hanya seorang diri, maka usahakanlah ia dapat masuk shaf yang sudah ada; atau tariklah seorang anggota shaf yang ada untuk menemaninya (yang ditarik pasti mahu, andaikan ia mengerti tata tertibnya).

Shaf Kaum Wanita

Shaf kaum wanita sebaiknya terletak di belakang shaf kaum lelaki, sementara shaf anak-anak berada di tengah; demikian bila dimungkinkan. Bila tidak, shaf makmum lelaki dan wanita bisa diatur secara sejajar; atau mungkin tercampur sama sekali, bagaikan jamaah musim haji di masjidil Haram, Makkah. Shaf yang bercampur baur sebenarnya kurang baik, bahkan mudah mengandung fitnah; sementara solat itu sendiri mencegah kekejian dan kemungkaran, yang akan mendatangkan fitnah, apalagi jika melakukan solat.

Rasulullah s a.w. bersabda: "Sebaik-bauknya shaf kaum lelaki itu di depan, dan seburuk-buruknya ialah di bagian belakangnya, dan sebaik-baiknya shaf kaum wanita itu ialah pada bagian akhirnya dan sejelek-jeleknya ialah di bagian depannya". (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah).

Pengganti Imam

Bila solat berjamaah, sebaiknya orang yang di belakang imam adalah mereka yang merasa dirinya siap sebagai pengganti, bila tiba-tiba imam mendapat halangan, umpamanya batal, jatuh sakit, lupa ingatan, terlupa rukun dan sebagainya. Apabila seseorang solat di sebuah masjid di luar asuhan atau daerahnya sendiri, maka dia tidak boleh langsung bertindak menjadi imam, kecuali bila diminta. Mungkin saja disana sudah ada jadwal imam tetap. Begitu pula bila ia bertamu, kerana yang paling hak menjadi imam adalah tuan rumah sendiri, kecuali bila ia diminta.

Imam Yang Arif

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah s a.w. bersabda: "Manakala seseorang di antara kamu solat bersama-sama orang banyak, maka hendaklah ia meringankan (memendekkan) bacaan surat atau ayat-ayatnya. Mungkin ada diantara jamaah yang tidak tahan lama berdiri, ada yang sakit, atau ada yang sudah tua. Dan manakala seseorang dari kamu itu solat sendirian, maka silakan ia memanjangkan bacaan sekehendaknya". (HR Bukhari dan Muslim).

Khutbah dipendekkan dan solat diperpanjang, demikian petunjuk Rasulullah s a.w. Di pejabat, pekerja dibatasi oleh waktu, maka khutbah yang pendek sangat tepat dan bermanfaat. Khutbah yang seakan-akan cerita bersambung, membosankan, akhirnya jama'ah berbual dan mengantuk.

Ringkasan

* Kalau solat di rumah, maka tuan rumah lebih berhak menjadi imam, kecuali tuan rumah mempersilakannya.
* Orang yang bagus bacaan Al-Qurannya lebih diutamakan untuk menjadi imam.
* Bila solat telah berlangsung, mereka yang datang belakangan terus saja mengikuti imam yang sudah ada.
* Imam sedapatnya orang yang lebih disukai makmum, kerana iman itu dipilih untuk diikuti.
* Imam sahabat rawatib, sebaiknya oleh imam yang biasa ditetapkan, kecuali ada kesepakatan menunjuk orang lain sebagai imam.
* Imam yang fasih lebih utama, sebagai halnya seorang yang dituakan, baginya amat layak menjadi imam dalam solat.
* Imam itu bertanggung jawab atas makmumnya, kerana itu seorang imam harus tahu benar dengan kedudukannya.
* Orang makmum yang tepat berada di belakang imam, hendaklah seorang yang amat tahu dalam masalah ibadah yang sedang dilakukan. Mereka harus bertindak tepat pada saat imam batal, salah, lupa dan sebagainya. Bila perlu ia berhak menggatikan imam, sekalipun imam berkebaratan atau tidak tahu tentang kesalahannya.
* Seorang di belakang imam berlaku sebagai barometer, berhak meluruskan baris atau shaf di kanan dan kirinya.
* Apabila selesai solat, imam segera duduk mengarah ke jamaah. Sebaiknya imam berdzikir secara pelan dan kusyu, dan jamaahpun berdzikir atau berdoa sesuai kata hatinya; demikian yang terbaik.
* Bila imam berdoa, diaminkan atau tidak diaminkan, doa imam sudah membawa kepentingan jamaahnya.

Solat Sunnat Istikharah
Solat ini dilakukan untuk mendapatkan petunjuk, terutama bila seseorang dalam keraguan memutuskan mana yang terbaik diantara dua perkara yang diragukan.

Sebelum seseorang mengambil keputusan ia dianjurkan solat istikharah dua rakaat. Setelah selesai shalat, berdoa seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW:

Allaahumma inni astakhiiruka bi'ilmika , wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadhlikal azhiim. Fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wata'lamu wa laa a'lamu, wa anta allaamul ghuyuub.

Allaahumma inkunta ta'lamu anna haadzal amra khairun lii fii diinii wama'aasyii wa 'aaqibati amrii, 'aajili amrii wa aajilihi faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarikliifiihi. Wa inkunta ta'lamu anna haadzal amra syarrun lii fii diinii wa ma'aasyii wa 'aaqibatu amrii 'aajili amrii wa aajilihi fashrif annii washrifni 'anhu waqdur liyal khairahaytsu kaana tsumma ardhinii bihi, innaka 'alaa kulli syai-in qadiir

"Ya Allah, sesungguhnya aku mohon pilihan-Mu dengan ilmu-Mu, dan aku mohon kepastian kepada-Mu dengan kekuasaan-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa, Engakau Maha Tahu dan Maha Mengetahui segala yang gaib.
Ya Allah, jika Engkau mengetahui urusan ini baik bagiku, untuk agamaku, untuk penghidupanku dan akhir kesudahannya kelak, maka takdirkanlah dia bagiku dan mudahkanlah dia bagiku, kemudian berilah dia berkah bagiku.
Dan apabila Engkau mengetahui pekerjaan itu buruk bagiku, untuk agamaku, untuk penghidupanku dan akhir kesudahannya kelak, maka singkirkanlah dia daripadaku dan hindarkanlah aku daripadanya. Takdirkanlah hal-hal yang baik bagiku dimana kebajikan itu berada, kemudian berilah aku menyenanginya"

Tata Cara Shalat Istikharah

Tata cara solat istikharah sama dengan solat subuh, Hanya niatnya saja yang berlainan, yaitu berniat solat istikharah. Bila mungkin laksanakan sesudah lewat tengah malam, setelah bangun tidur. Solat ini sangat peribadi sifatnya. Sebab itu harus dikerjakan sendirian. Solat ini tidak memakai azan atau iqamah.

Dalam berdoa sebaiknya menyebutkan permintaan yang ingin diberikan petunjuk oleh Allah s.w.t. misalnya: "Ya Allah, jika Engkau mengetahui urusan ini....(sebutkan namanya)"
Solat-solat Sunnat Lainnya
Solat Safar

Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan rumah, ia dianjurkan mengerjakan solat safar dua rakaat; demikian pula sesudah tiba di rumah kembali.

Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya berlainan, yaitu berniat solat safar sunnat kerana Allah s.w.t.. Selesai solat berdoalah agar perjalanan diridhai, dimudahkan dan diselamatkan Allah s.w.t. dalam perjalanan, baik pribadi, tugas maupun keluarga yang ditinggalkan.

Solat Tahiyatul Masjid

Bila seseorang masuk ke masjid, maka sebelum ia duduk atau melakukan sesuatu yang lain, lebih dulu dianjurkan mendirikan solat tahiyatul masjid (menghormati masjid) sebanyak dua rakaat. Caranya sama dengan solat sunnat yang lain, hanya niatnya saja yang berbeda.

Solat Dhuha

Solat Dhuha dilakukan pagi hari antara jam 6.30 hingga jam 11.00 . Bilangan rakaatnya sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya 8 rakaat. Caranya setiap dua rakaat, satu salam.

Solat Thuhur

Solat ini dikerjakan sesudah mengambil air wudhu. Kalau di masjid, sebaiknya dilakukan sesudah solat tahiyatul masjid. Caranya seperti mengerjakan solat sunnat yang lainnya.

Solat Intizhar

Solat Intizhar (solat menunggu atau sunat Mutlaq) dapat dikerjakan pada setiap saat; terlepas dari keterikatan seperti solat sunnat yang lain. Pada hari Jum'at menjelang khatib naik mimbar, atau pada kesempatan yang hampir serupa. Solat Intizhar tidak boleh dikerjakan lagi bila khatib sudah naik mimbar. Caranya seperti mengerjakan solat subuh juga, setiap dua rakaat satu kali salam. Boleh dikerjakan satu kali atau lebih.

Solat Syukur

Solat ini biasanya dikerjakan apabila setelah berhasil menaklukkan musuh, mengerjakan pekerjaan besar, memperoleh keuntungan besar, seperti lulus ujian dan sebagainya. Bilangan rakatnya boleh 2, 4, 6 atau 8 dan dikerjakan terus menerus dengan hanya satu kali salam pada rakaat terakhir.

Solat Sunnat Jum'at

Selesai solat Jum'at, kita dianjurkan melakukan solat empat rakaat atau dua rakaat, dengan niat solat sunat Jum'at.

Rasulullah s a.w. bersabda: "Apabila anda sudah selesai solat Jum'at maka hendaklah kamu solat sesudahnya empat rakaat" (HR Imam Muslim dari Abu Hurairah)

Dalam hadits lain juga disabdakan:

"Bahwa Rasulullah s a.w. tidak mengerjakan solat sunnat sesudah Jum'at sehingga ia pulang ke rumahnya, maka beliau solat dua rakaat dirumahnya". (Hr Imam Muslim dan Ibnu Umar r.a.)
Solat Sunnat Istisqa (Minta Hujan)
Pada musim kemarau panjang, kita dianjurkan melakukan solat Istisqa (solat minta hujan). Seluruh anggota masyarakat, lelaki dan wanita, tua muda, anak-anak, dan orang tua lemah pun kalau perlu didukung dan diikutsertakan; berkumpul di satu kawasan lapang, semua berpakaian yang biasa dipakai kerja. Jama'ah dengan rendah hati, khusyu, dan bersungguh-sungguh mengharap ridha Allah s.w.t.

Khatib naik mimbar atau berdiri di tempat ketinggian, lalu memulai berkhutbah dengan puji-pujian kepada Allah s.w.t., dua kalimah syahadah dan shalawat kepada Rasulullah s a.w.. Kandungan khutbah mengajak umat bertaubat dan mendekatkan diri kepada Allah s.w.t, lalu mengajukan permohonan kepada-Nya, semoga Dia menurunkan hujan. Sebaiknya beberapa hari menjelang solat istisqa dilakukan, pemuka umat sudah berbuat menasihati, menginsyafkan umat serta berpuasa bersama-sama selama empat hari berturut-turut dan mengajak berlumba-lumba membuat kebajikan.

Doa meminta hujan:

Alhamdulillahi rabbil aalamiim. Arrahmaanirrahiim.
Maalikiyaumiddiin. Laailaaha illallaahu ya'alu maa yuriid. Allaahumma antallaahu laa ilaahaa illallaahu antal ghaniiyyu wa nahnul fuqaraa-u anzil alainal ghaytsa waj al maa anzalta lanaa quwwatan wa balaaghan ilaahiin.

"Segala puji bagi Alah, pemelihara alam semesta. Tuhan yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tuhan yang memiliki hari pembalasan. Tidak ada Tuhan selain Allah. Allah berwenang berbuat sekehendak-Nya.

Ya Allah, Engkaulah Tuhan, Tiada Tuhan selain Engkau yang Maha Kaya, dan kami berhajat kepada Engkau. Curahkanlah hujan kepada kami, dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan itu menjadi kekuatan bagi kami hingga masa-masa selanjutnya".

Lalu khatib menadahkan kedua tangannya ke langit seraya membalikkan diri, membelakangi jama'ah dan menghadap kearah kiblat, dengan segala kerendahan hati ia memohon kepada Allah s.w.t., sementara jamaah mengaminkannya. Kemudian khatib menghadap kembali kepada orang banyak, lalu turun dari mimbar untuk melakukan solat dua rakaat dengan para jamaah. Solat ini tidak memerlukan azan dan iqamah. Sebaiknya sesudah membaca Al Fatihah pada rakaat pertama, imam membaca surat Al A'la dan sesudah Al Fatihah pada rakaat kedua, imam membaca surah Al Ghasyiyah.

Shalat Sunnat Rawatib
Solat sunnat rawatib biasa juga disebut sunnat Qabliyah dan sunnat Ba'diyah. Dinamakan demikian kerana solat sunnat ini dilaksanakan sebelum dan sesudah solat wajib yang lima waktu, ia merupakan pendamping atau pelengkap bagi solat yang bersangkutan.

Sebelum Zuhur kita dianjurkan (disunnatkan) mengerjakan solat Qabliyah dua rakaat. Bila mungkin dan cukup waktu kerjakan dua rakaat lagi. Setelah selesai solat Zuhur, dianjurkan pula mengerjakan solat Ba'diyahnya dua rakaat, bila mungkin, kerjakan dua rakaat lagi. Jadi sunat rawatib bagi solat Zuhur; Qabliyah 2+2 dan Ba'diyah 2+2 rakaat.

Adapun solat sunnat rawatib bagi shalat Ashar, Qabliyah (sebelum Ashar) empat rakaat, sekurang-kurangnya dua rakaat (untuk Ashar tidak ada rawatib Ba'diyahnya). Untuk solat Maghrib kita boleh melakukan solat sunnat Rawatib Ba'diyah sebanyak dua rakaat (Maghrib tidak ada Rawatib Qabliyahnya).

Untuk Isya, dua rakaat Qabliyah dan dua rakaat Ba'diyah. Adapun untuk solat Shubuh, hanya ada dua rakaat sebelumnya (Qabliyah).

Cara mengerjakan solat sunnat rawatib ini sama halnya dengan cara mengerjakan solat Subuh, hanya niatnya yang berbeda. Untuk solat rawatib Zuhur, berniat mengerjakan solat sunnat rawatib Qabliyah atau Ba'diyah dan dikerjakan dengan cara sendiri-sendiri (Munfarid, tidak berjamaah).
Solat Sunnat Tahajjud dan Witir
Solat Tahajjud ialah solat malam, atau biasa disebut Shalatul Lail. Waktunya lewat tengah malam, dan sebaiknya dikerjakan setelah tidur terlebih dahulu. Bilangan rakaatnya sebelas rakaat; yakni 8 rakaat + 3 rakaat sunnat witir.

* Tahajjud dapat dikerjakan 2x4 rakaat, yaitu setiap 4 rakaat 1 salam, lalu ditambah dengan witir 3 rakaat 1 salam.
* Atau dengan cara 4x2 rakaat, yaitu setiap 2 rakaat 1 salam, lalu ditambah dengan 3 rakaat witir 1 kali salam.

Ayat-ayat yang dibaca sesudah Al Fatihah boleh dipilih sendiri. Biasanya ayat-ayat yang dipahami maknanya akan lebih berkesan dan mudah dihafal. Bagi yang belum hafal, dapat membaca pada rakaat pertama surat Al Ashar serta Al Kautsar; atau ayat-ayat pendek lainnya.

Melalui solat malam, seseorang dapat meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah s.w.t..

Firman Allah s.w.t.:

"Dan pada sebagian malam tahajudlah kamu sebagai ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji". (Al Isra : 79).

Solat Witir

Witir artinya ganjil. Dinamakan Solat Witir, kerana bilangan rakaatnya yang selalu ganjil; yaitu boleh 1 rakaat, 3, 5, 7, 9 atau 11 rakaat. Boleh dikerjakan dua-dua, terakhir 3 rakaat 1 tahiyyat 1 salam.

Solat witir dilakukan setelah solat Isya hingga menjelang fajar (shubuh). Ia dapat dikerjakan sebagai pelengkap solat Tahajjud atau solat Tarawih; ia layaknya sebagai penutup segala solat yang dilakukan hingga menjelang Subuh. Misalnya seseorang yang memperkirakan peribadinya tak akan terbangun mengerjakan solat Tahajjud lagi, maka ia dapat mengerjakan solat witir langsung sesudah mengerjakan solat Isya. Pada setiap rakaat solat witir, selain membaca Al Fatihah kita dapat pula memilih beberapa ayat atau salah satu dari Al Quran.
Solat Tarawih
Solat Tarawih dalam bulan Ramadhan ialah solat Tahajjud atau shalatul lail yang dilakukan pada malam-malam bulan lainnya. Sesudah membaca Al Fatihah pada setiap rakaat, lalu membaca ayat-ayat atau surah dari Al Quran . Bilangan rakaat shalat Tarawih sesuai sunnah Rasulullah s a.w. ialah 11 rakaat; terdiri dari 8 rakaat solat Tarawih dan 3 rakaat solat Witir. Sementara Umar bin Khatab r.a. mengerjakannya 20 rakaat dengan ditambah witir 3 rakaat. Solat tarawih termasuk sunnah muakkad, boleh dikerjakan dengan berjamaah boleh juga sendiri.

Menurut pendapat Al Ghazali, dalam bukunya "Rahasia-rahasia Shalat", walaupun dapat dikerjalan sendiri tanpa berjamaah, solat Tarawih yang dilakukan secara berjama'ah lebih afdhal, sama seperti pendapat Umar r.a., mengingat bahawa sebagian solat nawafil telah disyariatkan dalam jama'ah, maka yang ini pun pantas dimasukkan ke dalam kelompok tersebut. Sedangkan alasan kekhawatiran timbulnya riya bila berjamaah, atau pun kemalasan bila sendirian, sudah jelas menyimpnag dari tujuan keutamaan berkumpul dalam suatu jama'ah. Barangkali, orang yang berpegang pada alasan tersebut ingin berkata bahawa melakukan solat lebih baik daripada meninggalkannya kerana malas, dan bahawa kemalasan (bila sendirian) lebih baik daripada riya (jika solat jamaah). Demikian menurut Al Gazhali.

Cara Mengerjakan

2x4 rakaat + Witir, yaitu setiap 4 rakaat 1 kali salam, ditambah dengan witir 3 rakaat 1 kali salam.

4x2 rakaat + 3 rakaat witir, yaitu setiap 2 rakaat 1 kali salam, ditambah dengan witir 3 rakaat 1 kali salam.

Waktu solat Tarawih ialah sejak selesai solat Isya hingga terbit fajar
Solat Ied (Idul Fitri)
Islam memiliki dua hari raya iaitu Hari raya Fitri 1 Syawal dan Ied Adha 10 Dzulhijjah (Hari Raya Kurban atau Hari Raya Haji).

Cara mengerjakannya hampir sama dengan solat Jum'at yaitu dua rakaat. Bedanya, pada solat Ied, takbir awal pada rakaat pertama sebanyak 7 kali, dan takbir pada rakaat kedua sebanyak 5 kali, dan khutbah Ied dilakukan sesudah shalat.

Solat Ied & Idul Adha :


* Sebaiknya dilakukan di lapangan terbuka
* Disunatkan makan/minum sekedarnya menjelang pergi ke tempat solat. (Kebalikan dari Ied Adha: menahan makan sampai turun khatib dari khutbah)
* Disunatkan pergi dan pulang dari solat Ied menempuh jalan yang berbeda
* Tak ada solat sunnat yang mendahului atau yang mengiringi solat Ied.
* Bagi mereka yang mengerjakan solat Ied di lapangan baginya tidak ada solat sunnat Tahiyatul Masjid.

Bacaan setiap sesudah takbir

Subhaanallaah wal hamdulillaahi wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar. ("Maha suci Allah dan segala puji bagi Allah dan tidak ada Tuhan selain Allah dan Allah itu Maha Besar")

Sunnat memperbanyak lafaz takbir pada malam dan sepanjang Hari Raya Fitri. Pada Ied Adha, lafaz takbir hanya dikumandangkan pada malam dan paginya menjelang usai khutbah. Waktu-waktu berikutnya
dilakukan pada kesempatan solat fardhu termasuk pada hari-hari Tasyriq. Lafazh berbunyi:

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar allaahu akbar walillaahil hamd. Allahu akbar kabiira walhamdulillahi katsiira wa subhaanallaahi bukratan wa ashiila. Laa ilaaha illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, wa hazamal ahzaaba wahdah. Laa ilaaha illallaahu walaa na'budu illa iyyaahu mukhlishiina lahuddiina walau karihal kaafiruun.

"Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan bagi Allah segala puji, Allah Maha Besar, Maha Agung, dan segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya, dan Maha Suci Allah pagi dan petang, tidak ada Tuhan selain Allah sendiri saja, Maha Benar Janji-Nya, Maha Penolong akan hamba-Nya, dan menghalau pasukan-pasukan musuh sendiri-Nya saja. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya saja, mengikhlaskan agama bagi-Nya sekalipun tidak disukai orang-orang
kafir ".

Bagi mereka yang terlambat tiba di tempat solat dan mendapati imam sedang solat, ia jangan berbalik pulang, tetapi bergabunglah dan ikutilah, kemudian tambahilah sebanyak rakaat yang tertinggal.
Apabila mereka mendapati jamaah telah selesai solat, maka kerjakanlah solat Ied sebanyak dua rakaat; jangan ragu, jangan malu dan kerjakanlah hingga selesai. Bila selesai solat Ied duduklah dan dengarlah khutbah dengan khidmat.

Disunnatkan mendengar khutbah dengan khidmat dan jangan meninggalkan lapangan sebelum khatib turun dari mimbar, kecuali kerana hal-hal yang sangat memaksa. Bagi kaum wanita yang dalam keadaan haid, mereka dianjurkan ikut ke lapangan, ambil tempat di bagian pinggir, lalu mendengar khutbah, demi syiarnya Islam.

Bacaan setiap sesudah takbir berbunyi:

"Subhaanallaah wal hamdulillah wa laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar" ("Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar.")
Solat Sunnat Hajat
Solat hajat dilakukan untuk memperkuat cita-cita seseorang atau sekelompok orang. Solat hajat boleh dikerjakan siang maupun malam hari. Malam hari, waktu tengah malam, suasana lebih berkesan, lebih khusyu, sunyi dari segala hingar bingar kehidupan. Ia boleh juga dikerjakan siang hari, istimewa bagi seseorang yang memang sedang memerlukan bantuan .

Solat hajat boleh dikerjakan dua rakaat dan boleh pula lebih. Pada halaman ini akan ditampilkan solat hajat yang berjumlah 12 rakaat.

Tersebut dalam buku Tuhfatudz Dzaakirin karangan Imam Al Ghazali, bahwa Rasulullah s.a.w. menerangkan :

"Engkau solatlah dua belas rakaat siang atau malam, dan setiap dua rakaat bacalah Tasyahud (Tahiyat dengan dua kalimah syahadat). Ketika engkau duduk yang terakhir dalam solat itu panjatkanlah puja puji kepada Allah Ta'ala, lalau salawat kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan kemudian bacalah takbir lalu sujud. Di dalam sujud itu bacalah olehmu: Surah Al Fatihah 7 kali, Ayat Al Kursi 7 kali, Surah Al Ikhlas 7 kali, dan lanjutkanlah dengan tahlil 10 kali.

Lafazh tahlil tersebut ialah:

Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalahu lahul mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa alaa kulli syai-in qadiir

"Tidak ada Tuhan selain Allah sendiri-Nya saja, tiada sekutu bagi-Nya, kepunyaan-Nya lah kekuasaan dan miliknya segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala-galanya"

Setelah itu lanjutkan dengan membaca doa berikut ini:

Allaahumma innii as aluka bima aaqidil azzi min arsyika wa muntahar rahmati min kitaabika, wasmikal a'zhami, wajaddikal a'laa, wa kalimaatikat tammah.

"Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kedudukan yang amat tinggi, rahmat serta anugerah yang tiada henti-hentinya dari ketentuan-Mu, dan dengan nama-Mu yang Maha Agung, dan kebesaran-Mu yang amat tinggi, serta firman-Mu yang Maha Sempurna.

Setelah selesai membaca doa, bermohonlah kehadirat-Nya segala sesuatu yang engkau kehendaki; baik kebajikan dunia maupun kebajikan akhirat.

Kemudian duduk kembali dan mengucapkan salam.
Solat Sunnat Gerhana
Kita mengenal gerhana matahari dan gerhana bulan. Zaman Rasulullah s.a.w., pernah terjadi gerhana matahari dan bertepatan dengan kematian putera beliau, Ibrahim. Masyarakat berkomentar dan menghubungkan gerhana tersebut dengan kematian putera tercinta Rasulullah s.a.w. Kerana pendapat yang keliru itu akan membawa kesyirikan, maka Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya matahari dan bulan itu kedua-duanya adalah sebagian dari tanda-tanda kebesaran Allah. Tidaklah terjadi gerhana karena matinya seseorang dan tidak pula kerana lahirnya. Apabila kamu telah menyaksikannya maka berdoalah kepada Allah dan solatlah kamu hingga cuaca telah terang kembali."

Cara Solat Gerhana

Ada beberapa cara mengerjakan solat gerhana pengamalan zaman Nabi Muhammad s.a.w.:

1. Dikerjakan dengan 2 rakaat sebagaimana solat sunnat biasa

2. Dikerjakan 2 rakaat, yang pada setiap rakaat ruku'nya dilakukan dua kali, yaitu sesudah membaca Al Fatihah dan surah, lalu ruku. Bangun i'tidal, lalu membaca Al Fatihah dan surah lalu ruku yang kedua. Kemudian i'tidal lagi dengan tu'maninah barulah melakukan sujud yang pertama, duduk antara dua sujud, lalu sujud yang kedua, kemudian bangkit berdiri untuk rakaat yang kedua. Pada rakaat yang kedua ini, ruku dilakukan dua kali seperti pada rakaat yang pertama. Kemudian diakhiri dengan tahiyat.

Solat gerhana dapat dikerjakan secara berjamaah. Sebaiknya setelah solat dilakukan khutbah seperti pada solat hari raya. Isinya diarahkan kepada hal-hal yang bermanfaat, seperti anjuran taubat, sedekah, persatuan, amar ma'ruf nahi munkar; dan jangan lupakan keterangan tentang gerhana itu sendiri.

"Abdullah bin Amr bin Ash r.a. berkata; "Ketika terjadi gerhana di masa Nabi Muhammad s.a.w maka diserukan: "Ash-shalaatu jaami'ah (tegakkanlah solat berjamaah)". Kemudian (di dalam solat) Nabi Muhammad s.a.w. ruku dua kali dalam satu rakaat. Pada rakaat kedua Nabi Muhammad s.a.w ruku dua kali pula. Kemudian duduk dan selesai. Matahari sudah terang kembali. Siti Aisyah berkata: "Belum pernah saya sujud lama, seperti lamanya sujud solat gerhana itu". (Hr Bukhari dan Muslim).

3. Dikerjakan dengan dua rakaat, tetapi pada tipa-tiap rakaat dilakukan 3 kali ruku dan 2 kali sujud.

4. Dikerjakan 2 rakaat, tetapi tiap-tiap rakaatnya dilakukan 4 kali ruku dan 2 kali sujud.

Gerhana Penuh

Gerhana itu ada yang penuh , ada yang separuh, dan ada yang hanya sedikit saja. Untuk orang yang mengerti tentang susunan bintang atau ilmu falak, kejadian gerhana sangat mudah dipahami secara ilmiah dan iman.
Bacaan-bacaan Sesudah Solat
Perlu diketahui bahawa semua bacaan (dzikir dan do'a) sesudah solat, hukumnya adalah sunat yang dianjurkan (sunnat muakkad), bukan wajib.

Bacaan dzikir dan doa tersebut antara lain:

1. Astaghfirullaahal 'azhiim (3x)

Saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung

2. Allaahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam

Ya Allah, Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu lah kesejahteraan, Maha Berkat Engkau ya Allah, yang memiliki kemegahan dan kemuliaan

3. Laa ilaaha illallaahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu, wahuwa 'alaa kulli syain qadiir

Tidak ada Tuhan selain Allah saja, Dia Sendiri-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya lah kerajaan dan pujian dan Dia berkuasa atas segala-Nya.

4. Allaahumma laa maani'a limaa a'thaita walaa mu'thiya limaa mana 'ta walaa yanfa'u dzal jaddi minkal jaddu

Ya Allah, tidak ada sesuatu yang dapat menghalangi pemberian-Mu, dan tak ada pula sesuatu yang dapat memberi apa-apa yang Engkau larang, dan tak ada manfaat kekayaan bagi yang mempunyai, kebesaran bagi yang dimilikinya, kecuali kekayaan dan kebesaran yang datang bersama ridha-Mu

5. Membaca tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil, yaitu:

Subhaanalaah (33x) "Maha Suci Allah"

Alhamdulillaah (33x) "Maha terpuji Allah"

Allaahu Akbar (33x) "Allah Maha Besar"

La ilaaha illallaahu wahdaahu laa syariikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syain qadiir (1x)

Tidak ada Tuhan selain Allah, sendiri-Nya; tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya lah kerajaan dan pujian. Dia Maha Kuasa atas segala-galanya.

6. Surah Al Ikhlas dan surah Al Mu'awwidzatain (yaitu surah Al Falaq dan An-Nas)

a. Surah Al Ikhlash:

Qul huwallaahu ahad ("Katakanlah : Allah itu Esa!")

Allaahush shamad ("Allah tempat meminta")

Lam yalid walam yualad ("Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan")

Wa lam yakun lahu kufuwan ahad ("Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya")

b. Surat Al Falaq

c. Surah An Nas

7. Ayatul Kursiy (Surah Al Baqarah 255)

Allaahu la ilaaha illa huwal hayyul Qayyum, la ta 'khudzuhu sinatun walaa naumun lahu maa fissamaawaati wama fil ardhi, man dzal ladziiyasy fa 'u 'indahu illaa biidznih, ya 'lamu maa baina aydiihim wa maa khalfahum, walaayuhiithuuna bisyai-in min'ilhimi illaa bimaa syaa-a, wasi'a kursiyuhus samaawaati wal ardhi, walaa yauuduhu hifzuhumaa wa huwal'aliyuul 'azhiim.

Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tertidur. Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kerajaan Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Dzikir-dzikir tersebut di atas boleh biasa digunakan setelah melakukan sOlat fardhu, atau dipilih beberapa diantaranya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki. Atau, boleh juga dzikir-dzikir yang lain, asalkan sesuai dengan malan Rasulullah SAW.

8. Do'a-do'a Sesudah Solat

a. Allaahumma innii as-alukal jannah, Allahumma ajirnii minannaar (7x)

(Ya Allah, sesungguhnya aku memohon surga kepada-Mu, ya Allah, bebaskan aku dari siksa neraka.)

b. Allaahumma ashlih lii diiniyallati huwa 'ishamatu amrii, wa ashlih lii dunyayallatii ja'alta fiihaa ma'assyii

(Ya Allah, perbaikilah bagiku agamaku yang menjadi pegangan urusanku, dan perbaikilah bagiku duniaku yang padanya Engkau jadikan penghidupanku.)

c. Allaahumma 'aafinii fii badanii, Allaahumma 'aafinii fii sam'ii, Allaahumma 'aafinii fii basharii, Allaahumma innii a'uudzu bika minal kufri wal faqri, Allaahumma innii a'uudzu bika min 'adzaabil qabri, laa ilaaha illaa anta.

(Ya Allah, afiatkanlah badanku. Ya Allah, 'afiatkanlah pendengaranku. Ya Allah, 'afiatkanlah penglihatanku. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kekafiran dan kefakiran. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari siksa kubur, tidak ada Tuhan selain Engkau.)

d. Allaahumma inni a'uudzu bika minal bukhli, wa a'uudzu bika minal jubni, wa a'uudzu bika min an uradda ilaa ardzalil 'umur, wa a'uudzu bika min fitnatid dunya, wa a'uudzu bika min 'adzaa bil qabri.

(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari ketakutan. Aku berlindung kepada-Mu dari seburuk-buruk usia. Aku berlindung kepada-Mu dari bencana dunia. Dan aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur.)

e. Allaahummaghfirli dzunuubii wa khathaayaayaa kullaahaa. Allaahumma 'isynii, wajburnii, wahdinii liahsanil a'maali wal akhlaaqi, innahu laa yahdi li ahsanihaa illa anta, washrif 'annii sayyi-ahaa innahu laa yashrifu sayyiahaa illa anta.

(Ya Allah, ampunilah segala dosa dan kesalahanku. Ya Allah, segarkanlah badanku, cukupilah aku, dan tuntunlah aku sebaik-baik amal dan akhlak, sesungguhnya tidak ada yang dapat menuntun kepada yang terbaik melainkan hanya Engkau, dan hindarkanlah aku dari seburuk-buruk amal, kerana sesungguhnya tidak ada yang dapat menghindarkanku dari seburuk-buruknya melainkan hanya Engkau.)

f. Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbii 'alaa diinika

(Ya Allah yang membolak-balikkan hati, mantapkanlah hatiku dalam memeluk agama-Mu.)

Doa-doa di atas boleh dibaca semuanya sesudah solat, atau dipilih di antara doa yang disukai dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Boleh juga membaca doa-doa yang lain, tentunya doa yang terbaik ialah yang berasal dari Nabi Muhammad s.a.w. atau dari para Nabi Allah yang lain.

Bila ada keperluan dengan suatu hajat kepada Allah s.w.t. dan anda tidak mengerti doa aslinya, maka tidak ada salahnya berdoa dengan bahasa yang difahami sendiri.

Sebaiknya setiap berdoa jangan meninggalkan kesempatan buat mendoakan ibu dan bapa kita sebagai orang tua yang patut dihormati:

Rabbighfirlii wa liwaalidayyaa warhamnii warhamhumaakamaa rabbayaanii shaghiira.

(Oh Tuhan, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, kasihanilah aku dan sayangilah keduanya sebagaimana mereka mengasihiku diwaktu kecil.)

Dianjurkan pula memintakan ampun bagi para sahabat, kaum keluarga serta kaum muslimin dan muslimat, khususnya orang-orang yang pernah berbuat baik kepada kita.

Lebih lanjut, Nabi Muhammad s.a.w. menganjurkan supaya kita membaca doa sesudah tahiyyat, sebelum salam, yang berbunyi:

Allaahummaghfirlii maa qaddamtu wama akhkharartu wa anta'alamu bihi minnii, antal muqaadimu wa antal muakhkhiru, laa ilaaha illaa anta.

(Ya Allah, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, dan apa-apa yang aku rahsiakan dan yang aku nyatakan. Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkaulah yang terdahulu dan Engkaulah yang terakhir, tiada Tuhan selain Engkau.)

Dianjurkan sebagaimana diajarkan Rasulullah s.a.w. kepada Abdullah bin Mas'ud, supaya sesudah tahiyyat dan sebelum salam meminta kebajikan dunia dan akhirat.


Fardhu dan Sunnah Solat
Membedakan antara Perbuatan Fardhu dan Sunnah Shalat

Semua hal yang telah disebutkan senelum ini mencakup hal-hal yang fardhu (diwajibkan), sunnah (yang dianjurkan), adab dan hai-at (kesempurnaan bentuk). Orang yang ingin melintasi jalan akhirat (dengan aman dan benar) selayaknya memperhatikan itu semua.

Rukun-rukun shalat (Fardhu Solat)

1. Niat
2. Takbir
3. Berdiri
4. Membaca Al Fatihah
5. Menunduk dalam ruku', sehingga kedua telapak tangan mengentuh dua lutut.
6. Bertuma'ninah pada waktu ruku' dan sujud.Tumakninah ialah berhenti sejenak sehingga seluruh anggota tubuh menjadi tenang dan mantap sebelum melakukan gerakan berikutnya.
7. I'tidal (tegak kembali setelah ruku')
8. Sujud (dengan tuma'ninah)
9. Duduk kembali setelah sujud
10. Duduk untuk tasyahud akhir.
11. Membaca salawat untuk Nabi Muhammad s.a.w.
12. Salam yang pertama.

Adapun niat keluar dari solat (pada waktu telah selesai), tidaklah wajib. Demikian pula segala sesuatu, selain yang tersebut di atas, tidak wajib dikerjakan, tetapi hanya berupa sunnah serta hai-at.

Hal-hal yang Disunnahkan

Dikatakan sunnat atau sunnah, kerana ia baik untuk dikerjakan seperti teladan yang diberikan oleh Rasulullah s.a.w. Bila hal tersebut tidak dikerjakan (ada halangan atau sengaja ditinggalkan), maka tidak akan berdosa atau membatalkan solatnya.

a. Sunnah-sunnah yang berupa perbuatan atau gerakan

1. Mengangkat kedua tangan ketika Takbiratul Ihram

2. Melipat kedua belah tangan ke dada dengan meletakkan tangan kanan di atas yang kiri ketika berdiri membaca Al Fatihah.

3. Ketika bergerak untuk ruku, dan

4 Ketika berdiri kembali setelah ruku.

5. Meletakkan kedua telapak tangan pada kedua lutut ketika ruku.

6. Duduk untuk tasyahud pertama.

Adapun perincian cara membuka jari tangan dan batas mengangkatnya, semuanya itu termasuk hai-at (kesempurnaan bentu) yang bertalian dengan sunnah tersebut, yakni pada saat takbiratul ihram, ruku dan i'tidal. Demikian pula, cara duduk dalam tasyahud pertama dan terakhir (seperti telah diterangkan sebelum ini) adalah hai-at, bertalian dengan duduk dalam solat. Menundukkan kepala dan tidak mendongak ke kanan ke kiri termasuk hai-at, bertalian dengan fardhu berdiri dalam salat. Akan tetapi duduk istirahat (antara dua sujud), menurut Al Gazhali dalam buku "Rahsia-rahsia Solat" yang menjadi rujukan tulisan ini, tidak termasuk ke dalam pokok-pokok sunnah dan perbuatan-perbuatan solat. Sebab, duduk istirahat tersebut hanya merupakan semacam pelengkap dalam berpindah dari sujud ke berdiri. Kerana itu, tidak disebutkan secara khusus dalam pokok-pokok sunnah.

b. Sunnah-sunnah yang berupa bacaan dan doa

1. Membaca Doa iftitah (Yaitu do'a sesudah takbiratul ihram, sebelum membaca Al Fatihah).

2. Membaca Ta'awwudz (a'uudu billaahi minasy syaithaanir rajiim, sebelum membaca Al Fatihah).

3.Mengucapkan amiin selesai membaca Al Fatihah.

4. Membaca surah-surah atau ayat-ayat dari Al Quran sesudah Al Fatihah. Selain itu, mengeraskan bacaan Al Fatihah dan ayat-ayat atau surah-surah pada rakaat pertama dan kedua pada shalat Maghrib, Isya, Subuh dan Solat Jum'at (termasuk sunat muakkad) juga merupakan sunnah.

5. Mengucapkan takbir-takbir perpindahan (dari satu rukun shalat ke rukun shalat lainnya). Yaitu "Allahu Akbar" ketika akan berpindah gerakan atau sikap dalam shalat, kecuali ketika bangun dari ruku,.

6. Membaca tasbih dalam ruku' dan sujud, serta doa i'tidal dari ruku dan sujud.

7. Membaca tasyahud pertama.

8. Membaca salawat untuk Nabi Muhammad s.a.w. pada tasyahud pertama.

9. Membaca doa setelah tasyahud akhir

10. Membaca salawat Ibrahimiyah pada tahiyyat akhir. Yaitu

11. Salam yang kedua.

Sujud Sahwi

Semua yang tersebut di atas, kendati dihimpun ke dalam istilah "sunnah", namun, masing-masing memiliki tingkatan yang berbeza, mengingat empat diantaranya, bila tidak dikerjakan kerana lupa, boleh diganti dengan sujud sahwi. Sujud sahwi artinya sujud kerana terlupa mengerjakan sesuatu yang sunnah atau hal yang salah lainnya tanpa sengaja. Umpamanya lupa mengerjakan tahiyyat awal, lupa membaca ayat atau surat pada rakaat pertama atau kedua, lupa tentang bilangan solat dan sebagainya. Menurut Al Gazhali, empat hal yang dapat digantikan dengan melakukan sujud sahwi tersebut yaitu satu di antaranya termasuk perbuatan dan tiga lainnya termasuk bacaan.

Yang termasuk perbuatan ialah duduk (setelah dua kali sujud pada rakaat kedua solat Zhuhur, Asar, Maghrib dan Isya') untuk membaca tasyahud. Duduk seperti ini berpengaruh pada susunan bentuk solat bagi siapa yang menyaksikannya. Sebab, dengan itu, dapat diketahui apakah solat tersebut ruba'iyyah (terdiri atas empat rakaat) atau bukan. Tidak seperti sunnah mengangkat tangan ketika takbir, misalnya, sebab hal itu tidak mempengaruhi susunan bentuk solat. Itu pula sebabnya, sunnah ini (yakni duduk untuk tasyahud pertama) disebut ba'dh (kata tunggal dari ab'adh) yang bererti bagian. Apabila seseorang tidak mengerjakan ab'adh, dianjurkan dengan sangat agar ia menggantinya dengan sujud sahwi.

Adapun bacaan-bacaan sunnah dalam solat, semuanya tidak digantikan dengan sujud sahwi, kecuali tiga (yaitu yang termasuk ab'adh):

1. Qunut
2. Bacaan tasyahud pertama
3. Salawat untuk Nabi Muhammad s.a.w. pada tasyahud pertama.

Tidak termasuk di dalamnya takbir-takbir perpindahan (dari satu ruku ke ruku lainnya), bacaan-bacaan dalam ruku, sujud dan i'tidal dari kedua-duanya. Hal ini disebabkan ruku dan sujud adalah gerakan yang memiliki bentuk khas, berbeda dengan gerakan-gerakan biasa. Dengan mengerjakannya, dapat diperoleh makna ibadah, walaupun tanpa membaca zikir apa pun dan tanpa takbir-takbir perpindahan. Tanpa zikir-zikir itu pun, bentuk ibadah shalat - dengan melakukan gerakan ruku' dan sujud - tetap tidak akan batal atau hilang. Lain halnya dengan duduk untuk bertasyahud pertama. Ia tadinya merupakan gerakan biasa (yakni, yang juga dilakukan di luar solat). Tetapi, kini, sengaja diperpanjang untuk diisi dengan bacaan tasyahud. Maka, meninggalkannya akan menimbulkan perubahan cukup besar dalam susunan bentuk solat.

Sebaliknya, meninggalkan bacaan doa istiftah, atau pun surah, tidak menimbulkan perubahan, mengingat bahawa rukun berdiri dalam solat telah cukup diisi dengan bacaan Al Fatihah, sehingga dapat dibezakan dengan berdiri secara biasa. Dengan alasan itu pula, bacaan doa setelah tasyahud terakhir tidak digantikan dengan sujud sahwi.

Bacaan qunut pun, pada dasarnya, tidak layak digantikan dengan sujud sahwi, namun, disyariatkannya perpanjangan ruku i'tidal, pada solat Subuh, adalah semata-mata untuk diisi dengan bacaan do'a qunut itu. Maka, sama halnya seperti rukun duduk untuk tasyahud pertama. Ia adalah perpanjangan dari duduk istirahat, guna diisi dengan bacaan tasyahud.

Cara melakukan Sujud Sahwi

Sujud sahwi dilakukan pada penghujung rakaat yang terakhir, yaitu sesudah tahiyyat dan sebelum salam. Bersujud sambil mengucapkan "Allaahu Akbar" dan dalam sujud membaca:

Subhaanalladzi laa yanaamu walaa yansaa (3x)

"Maha suci Allah yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa"

Bila yang terlupakan itu salah satu rukun soalat, yang tidak bisa dibetulkan seketika, maka solatnya tidak sah, dan solatnya harus diulang kembali. Tetapi bila yang terlupakan itu rakaat, misalnya solat Isya yang mestinya 4 rakaat , hanya 3 rakaat, maka sesudah memberi salam, tanpa diselingi dengan atau perbuatan lain, segeralah ia berdiri dan tambahlah rakaat yang tertinggal itu. Rakaat tersebut tetap diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, kemudian anda lengkapi dengan sujud sahwi.

Bila di dalam solat timbul keraguan tentang jumlah rakaat maka ambillah jumlah rakaat yang sedikit lalu yakinlah dengan itu (Misalnya bila kita lupa apakah sudah empat rakaat atau baru tiga rakaat, maka ambilah keputusan bahawa itu rakaat yang ketiga. Lalu lanjutkan solat dan tambahkan yang kurang).

Terlupa Mengerjakan Solat

Bila seseorang terlupa mengerjakan solat, baik kerana tertidur atau kerana lain hal, maka hendaklah ia segera mengerjakannya seketika tersedar. Misalnya, kerana ketiduran, sehingga waktu solat subuh sudah habis. Maka ketika ia terbangun, segeralah berwudhu dan tunaikanlah solat subuhnya. Solat tersebut bukan qadha (membayar hutang), tetapi solat dengan sesungguhnya. Allah s.w.t. akan memaafkan kerana ia terlupa. Begitu pula bila peristiwa serupa lainnya terjadi secara tidak sengaja.

Sujud Tilawah

Sujud Tilawah dapat dilakukan apabila seseorang membaca ayat Al Qur'an dan tiba pada tempat-tempat yang dianjurkan bersujud, baik dalam solat atau diluar solat. Dalam sujud dianjurkan membaca:

Sajada wajhiya lilladzi khalaqahu wasyaqqa sam'ahu wabasharahu bihawlihi waquwwatihi.

"Aku bersujud kepada Allah yang menciptakannya, memberikan pendengaran dan penglihatan dengan kekuasaan dan kekuatan-Nya".

Bila sujud tilawah dilakukan di luar solat, pembaca ayat yang ditentukan melakukan sujud Tilawah, maka pendengar (menyaksikan) dianjurkan ikut bersujud; bila mereka tidak ikut bersujud, maka tidak akan berdosa baginya.

Bila dalam solat berjamaah dan Imam bersujud Tilawah, maka makmum wajib ikut bersujud, bila makmum tidak bersujud, maka gugurlah kedudukan sebagai anggota solat berjamaah.

Semoga menjadikan amal soleh buat kita semua.