Kepada teman-teman seperjuangan yang telah mengorbankan harta, waktu, bahkan jiwa untuk memperjuangkan Islam, tidak ada makhluk saat ini yang lebih mulia dari kalian. Kebaikan dan usaha kalian yang tanpa pamrih terus menapaki jalan dakwah ini lebih baik dibandingkan engkau menyumbang emas sebanyak apapun. Jalan yang engkau tapaki saat ini lebih baik dari dunia dan sesisinya, sungguh jika orang-orang tahu betapa tingginya keutamaan memperjuangkan tegaknya Islam, tentu mereka semua akan ikut memperjuangkannya meskipun harus mengorbankan harta, waktu bahkan jiwa mereka.
Sosok seperti kalianlah yang dibutuhkan umat ini. Mental-mental seperti kalian-lah yang sangat dirindukan oleh umat ini. Lihatlah para sahabat Nabi, mereka rela mengorbankan apa saja yang melekat pada diri mereka, harta tak terhitung jumlahnya, bahkan jiwanya untuk menegakkan Agama ini. Maka orang-orang seperti kalianlah yang menjadi tumpuan dari perjuangan ini.
Meskipun lebih dari 50 tahun kalian terus berjuang mati-matian dan tak kunjung tercapai cita-cita kalian. Namun hingga detik ini kalian terus-menerus mendakwahkan, menyadarkan pada kaum muslimin agar mereka kembali pada Islam secara kaffah. Tidak pernah terbesit sedikitpun dari diri kalian untuk hengkang dari perjuangan ini, dimana pun kalian berada, pastilah kalian akan mengajak kaum muslimin untuk kembali pada islam secara kaffah.
Meskipun lebih dari 50 tahun kalian menerikakkan “tegakkan khilafah”, namun tak satu pun penguasa “muslim” mendengarnya. Bahkan dibeberapa negara diktator kalian dianggap seperti pemberontak, lalu disiksa di penjara terburuk, dan berakhir sebagai syuhada’, namun gerakan kalian tak akan pernah mati. Lihatlah, betapa mulianya kalian!
Disaat kaum muda muslim larut dalam “tidur” panjang mereka, kalian tetap terjaga dan terus gigih untuk membangunkan singa-singa yang tertidur itu. Disaat kaum muda muslim asyik mengurusi hal-hal sepele seperti pacaran, foya-foya, dan keduniaanyang tidak bermanfaat lainnya, kalian tetap melepaskan diri dari semua hal itu dan mengambil jalan yang mulia. Lihatlah, betapa mulianya jalan yang telah kalian ambil!
Juga disaat kaum muslimah larut dalam mode, pacaran, dan mengurusi hal-hal sepele, kalian tetap istiqamah untuk terus mengamalkan syariat islam. Kalian memakai hijab disaat kaum muslimin meninggalkannya, kalian tetap menjaga jarak dengan lawan jenis disaat sistem negara tidak membatasi hubungan ini! Bukankah kalian, wahai kaum muslimah yang ikut berjuang menegakkan Islam adalah wanita-wanita yang luar biasa?!
Dengan kemuliaan yang luar biasa yang engkau miliki masihkah engkau merasa minder dengan titel “ikhwan” dan “Akhwat” yang engkau sandang? masihkah engkau suka berkeluh kesah ketika yang mengikuti dakwah hanya sedikit? Masihkah engkau merasa diri kalian melakuan hal yang sia-sia?
Sungguh yang engkau inginkan hanyalah ridha Allah, engkau tidak menginginkan apapun kecuali itu. Meskipun sepuluh tahun lagi khilafah tak kunjung tegak, atau lima puluh tahun lagi, atau 100 tahun lagi, atau bahkan sampai engkau wafat khilafah tak kunjung juga tegak, maka engkau tidak bisa disebut gagal. Karena seorang tidak disebut gagal karena telah berusaha, tapi disebut gagal jika berhenti berusaha. Toh engkau telah melibatkan diri dalam memperjuangkan tegaknya hukum-hukum Allah, maka itu sudah cukup bagimu. Bukankah Allah hanya menguji kita saja, bukankah DIA hanya ingin melihat siapa yang beriman dan siapa yang kufur, siapa yang berjuang dan siapa yang berdiam?
Tegaknya khilafah dan kembalinya kehidupan islam memang cita-cita yang sangat engkau perjuangkan dan sangat engkau elu-elukan. Tapi bukankah yang bisa mewujudkan hal itu hanyalah Allah sendiri? Bukankah itu sudah janji Allah? Sekali lagi engkau hanya berjuang, dan perjuanagn yang engkau persembahkan kepada Allah itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa nengkau adalah orang yang senantiasa berada pada jalan kebenaran. Ketika engkau dihisab kelak, bukankah engkau telah mempunyai hujjah pada Allah, dan bisa mengatakan pada Allah “saya telah memperjuangakannya dan ENGKAU-lah yang mampu mewujudkan”.
Wahai para pejuang Islam! Tetaplah kalian pada jalan yang sangat mulia ini, jangan pernah putus asa untuk terus mendakwahi kaum muslimin. Setiap orang yang engkau dakwahi, baikkah dia, burukkah dia, semuanya mempunyai potensi untuk ikut berjuang dalam dakwah ini. Mungkin tidak hari ini, mungkin besok, minggu depan, atau bulan depan, atau tahun depan, mungkin juga 10 tahun kedepan, namun kita tidak boleh berhenti untuk terus mendakwahi mereka. Bukankah kita hanya orang yang mendakwahi? Dan bukanlah kita yang memberi hidayah!
Wahai para pejuang Islam! Kalian adalah orang-orang yang seharusnya paling baik perangainya, paling santun dan lemah lembut kepada sesama muslim, dan paling baik ibadahnya. Janganlah engkau mengira bahwa engkau hanya cukup mengerjakan yang wajib-wajib saja lalu engkau tinggalkan ibadah sunnah lalu engkau merasa itu cukup. Lihatlah para pejuang islam di masa lalu. siapakah mereka? Mereka adalah orang yang tidak pernah absen dalam shalat jama’ah kecuali udzur, selalu mengerjakan tahajud di setiap akhir sepertiga malamnya, berpuasa senin-kamis, berusaha menghapal dan mempelajari Qur’an, dan mereka adalah orang-orang yang sangat merasa lemah hingga meneteskan air mata ketika berzikir dihadapan-Nya. Itulah potret dari pejuang muslim yang perlu engkau tiru!
Ya Allah, jadikanlah para pejuang Agama-Mu ini menjadi orang-orang yang engkau ridhai. Ampunilah kesalahan-kesalahan mereka, dan bimbinglah mereka agar bisa mewujudkan cita-cita mereka, yaitu tegaknya hukum- Mu. Ya Allah hanya ENGKAU lah yang mampu mewujudkan cita-cita mereka. Namun mereka hanyalah orang-orang yang ingin berjuang dijalan-Mu, karena memang ENGKAU hanya ingin menguji. Ya Allah, istiqamahkanlah hati mereka untuk terus berada di jalan ini, dan berikanlah kepada mereka para ahlul quwwah yang akan membantu dakwah ini. Amin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar